Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan tanggal 11 Mei sebagai Hari Komunikasi Sosial Sedunia dan 17 Mei sebagai Hari Telekomunikasi Sedunia. Komunikasi Sosial menjadi hal yang sangat menentukan sekarang ini, karena terjadinya revolusi industri teknologi informasi dan telekomunikasi, khususnya perkembangan internet yang yang sudah merambah luas di bumi ini. Tulisan singkat ini akan menampilkan peranan internet sebagai forum baru komunikasi masyarakat.
Apa Itu Internet?
Interconncected Network yang populer dengan internet, dapat diartikan sebagai jaringan komputer yang luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, di mana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif. Jaringan komputer yang terhubung ke seluruh dunia, tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. Secara fisik dapat dibayangkan seperti jaringan laba-laba (the web) yang menyelimuti bola dunia yang terdiri dari titik-titik yang saling berhubungan.
Sedangkan komputer berasal dari bahasa Latin computare [bahasa Inggris – to compute] mengandung arti menghitung. Biasanya komputer yang dimaksud itu adalah sistem komputer yang minimal terdiri dari tiga elemen yakni perangkat/piranti keras (hardware), perangkat lunak (software), dan manusia yang mengoperasikannya (brainware). Perangkat keras adalah adalah peralatan komputer yang secara fisik terlihat dan bisa dijamah, misalnya mouse, monitor atau layar, kabel, atau keyboard. Perangkat lunak adalah program atau bahasa simbolik yang mengendalikan perangkat keras agar berfungsi. Ketiga emelen itu saling berhubungan dan menjadi kesatuan agar sistem komputer beroperasi.
Sekarang ini, karena luasnya cakupan komputer, mulai dari mesin penghitung elektronik, alat memproses data mulai dari operasi logika, perhitungan aritmetika, sampai dengan pengolahan basis data yang besar dan beraneka ragam, maka komputer adalah perangkat yang memiliki sistem, sehingga komputer-komputer sambung-menyambung di seluruh dunia, yang membentuk jaringan seperti jejaring laba-laba. Jejaring ini menyambungkan komputer-komputer melalui kabel tembaga, serat optik, udara, bahkan sampai ke langit dengan satelit sebagai titik sambungnya dan saling berkomunikasi dengan bahasanya sendiri, dan inilah yang disebut internet. Internet bukan lagi hanya sebagai media tapi menjadi arena.
Mengapa Internet Menjadi Forum?
Internet sudah menyerupai forum. Yaitu sebagai ruang terbuka untuk umum tempat percaturan politik, kegiatan bisnis, ritual keagamaan, tempat berinteraksi kehidupan sosial. Forum ini menjadi panggung mempertontonkan apa saja segi-segi yang paling baik sampai yang paling buruk yang bisa dilakukan oleh manusia. Internet menjadi lahan baru yang terbuka .
Seperti di daerah-daerah perbatasan baru pada zaman-zaman sebelumnya, internet penuh dengan silang menyilang hal-hal yang mengandung bahaya dan sekaligus membawa harapan-harapan baru. Dunia maya (cyberspace) menjadi panggilan dan tantangan untuk berkiprah dan mendayagunakan segala potensi manusia untuk berkomunikasi.
Sebagai media komunikasi, media baru ini adalah suatu sarana, bukan tujuan sendiri. Internet menyediakan peluang-peluang yang bagus sekali untuk berkomunikasi asalkan dilandasi dengan kompetensi dan kesadaran yang jelas akan kekuatan dan kelemahannya. Internet memberikan informasi yang tidak terbatas dan menimbulkan hasrat untuk selalu ingin di-browse, terutama oleh kaum muda yang semakin banyak mengunjungi Internet untuk melihat dunia luar. Karena itu Internet menjadi sarana yang praktis untuk membantu kaum muda yang mulai berkenalan lewat internet.
Esensi internet adalah kemampuannya untuk menyediakan informasi yang hampir tak pernah putus; dan sebagian informasi itu lewat dalam sekejap. Internet menyodorkan pengetahuan yang bukan main banyaknya. Karena esensi yang sangat dalam dan luas ini, maka pengguna intenet harus bertanggung jawab dan otoritas publik bertanggung jawab dalam menjamin sarana yang begitu menakjubkan ini untuk melayani kebaikan umum.
Terobosan Baru tanpa Menggantikan Kontak Personal
Internet secara radikal mengubah hubungan psikologis seseorang dengan ruang dan waktu. Perhatian orang tertuju kepada hal-hal yang bisa dipegang, apa-apa yang instan; sedangkan stimulus untuk pemahaman dan permenungan yang lebih mendalam semakin berkurang. Padahal manusia mempunyai kebutuhan yang sangat vital untuk saat-saat batin yang hening untuk merenungkan dan meneliti hidup dan rahasia-rahasianya, dan untuk berkembang secara bertahap menuju kematangan penguasaan diri dan dunia sekitarnya.
Pengetahuan dan kebijkasanaan adalah buah kontemplasi, bukan hasil akumulasi fakta, betapa pun menariknya fakta itu. Pengetahuan dan kebijaksanaan adalah buah sebuah wawasan atas makna yang lebih mendalam dari suatu hal dalam hubungannya satu sama lain, maupun dengan dunia.
Melalui internet, jenis-jenis komunikasi dan kecepatan yang tak terbayangkan sebelumnya menjadi mungkin. Memang benar bahwa internet membuka peluang-peluang yang manarik bagi komunikasi sosial, akan tetapi sarana ini tidak akan bisa menggantikan kontak personal yang sejati.
Marilah dengan berani melintasi ambang pintu baru ini, untuk mengayuh ke kedalaman jaringan (net) ini, sehingga sebagaimana zaman dahulu, interaksi dan budaya manusia dengan internet ini, akan memperlihatkan kepada dunia bahwa informasi yang tidak terbatas mambawa kebaikan dan kebijaksanaan bagi manusia.
Frans. Nadeak
"Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible.” ~ St. Francis of Assisi
April 18, 2008
Siapakah (Sebaiknya) Pemimpin Kita
(Tulisan ini sudah tampil di Harian Batam Pos, Batam Provinsi Kepulauan Riau)
Pemimpin tidak sama dengan pimpinan. Ada kecenderungan selama ini, untuk mengungkapkan pemimpin, orang-orang menggunakan istilah pimpinan. Pemimpin adalah orang yang memimpin. Sedangkan pimpinan adalah hasil kepemimpinan. Sebagai gambaran yang lebih mirip lagi adalah penari dan tarian. Penari adalah orang yang mengadakan kegiatan menari, dan tarian adalah hasilnya. Sama dengan pimpinan, tarian juga tidak bisa dilihat. Kita hanya bisa lihat penarinya.
Sudah biasa apabila seseorang terpilih memangku jabatan politik (misalnya: bupati, walikota, gubernur, presiden, DPRD, DPR, dan MPR), maka janji-janji yang didengungkan sewaktu kampanye (apabila ada) maka dengan cepat janji itu seolah-olah tidak pernah dilontarkan oleh pemangku jabatan. Apalagi, ketika di negara kita ini diberlakukan pemilihan kepala daerah oleh DPRD atau presiden oleh MPR, maka semakin menjauhlah kesesuaian antara apa yang perlu bagi rakyat dan apa yang diusahakan oleh pemangku jabatan politik itu.
Bagaimana rakyat menentukan pemimpinnya dalam pemilihan kepala daerahnya? Untuk melihat seperti apakah pemimpin yang akan cepat diterima masyarakat, maka pemimpin itu diketahui atau sudah diketahui oleh masyarakat. Khusus Batam, yang dalam waktu dekat akan mengadakan pemilihan walikota Batam, maka yang ada beberapa tipikal orang dalam menentukan pilihannya. Pertama, orang yang sudah berafiliasi atau bergabung dengan partai tertentu, maka dia akan memilih pasangan yang ditentukan oleh partai di mana dia bergabung. Untuk yang pertama ini termasuk simpatisannya. Yang kedua, orang yang sudah berafiliasi atau bergabung dengan partai tertentu tapi akan memilih pasangan yang dicalonkan oleh partai lain. Ini disebabkan bukan karena dia tidak menyukai pasangan yang dicalonkan oleh partainya tapi karena dia melihat calon lain lebih baik atau lebih berpeluang menurut penilaiannya. Yang ketiga, seseorang yang independen, non-partai, tidak simpatisan terhadap partai apa pun. Untuk yang ketiga ini, pilihannya murni yang terbaik menurut dia. Yang keempat, orang yang berafiliasi atau bergabung dengan partai tertentu tapi tidak menggunakan hak pilihnya karena kesal atau tidak setuju dengan pasangan yang dicalonkan oleh partainya. Yang kelima, orang yang tidak menggunakan hak pilihnya karena dia tidak melihat salah catu calon pun yang cukup memadai, atau bahkan tidak menggunakan hak pilihnya karena dia punya pengalaman siapa pun yang terpilih tidak membawa perubahan ke arah yang lebih baik atau tidak membuat perubahan apa-apa.
Dalam pengalaman pemilihan presiden Republik Indonesia misalnya, bahwa rakyat memilih sudah mulai dengan tidak berdasarkan calon yang dipaketkan oleh partai atau fraksi yang menjadi partainya sendiri tetapi memilih berdasarkan pandangan atau pengetahuannya sendiri.
Dalam era yang sudah dijejali dengan informasi yang berseliweran di telinga dan penglihatan masyarakat pemilih, bagaimana rakyat mengetahui calon yang akan dia pilih dan akhirnya membuat keputusan untuk memilih dengan menggunakan hak pilihnya? Memang kampanye ada manfaatnya, apalagi didukung oleh media massa khususnya lewat surat kabar, radio, bahkan televisi. Tapi seperti sebelumnya, janji-janji selama kampanye dianggap hanya sebagai pemanis atau kadang-kadang sudah semacam dagelan. Karena tidak ada tools atau regulasi yang dapat mengukur kevalidan apa yang disampaikan saat kampanye dengan apa yang terlaksana ketika calon itu sudah terpilih. Sehingga apabila apa yang dikampanyekan dengan yang dilaksanakan setelah terpilih tidak sesduai bahkan bertentangan, maka rakyat hanya melihat makin jelas janji-janji kosong, bahkan dalam hal-hal tertentu sudah bisa dikelompokkan menjadi kebohongan dan penipuan. Tapi karena tidak ada peraturan atau hukum yang menangani itu, maka rakyat makin malas, acuh, dan muak.
Dari iklan atau informasi mulut ke mulut, yang berpengaruh atau tidak, setiap anggota masyarakat memiliki kriteria yang menjadi pemimpinnya. Dan satu hal-hal yang pasti adalah nilai-nilai dalam diri pribadi calon. Tapi nilai-nilai keutamaan yang ada pada calon tidak diketahui oleh masyarakat atau pemilih dengan jelas. Tapi ada satu yang sudah pasti, bahwa rakyat pasti memilih berdasarkan track record calon yang ada. Pengertian track record di sini diperlebar daripada hanya sekadar mengerjakan sesuatu dengan baik, atau kinerja atau pencapaian aktual.
Pernyataan yang menyebutkan bahwa untuk memimpin diperlukan pengalaman pemimpin. Ini benar, tapi bukan seperti pengertian zaman orde baru, untuk mengelabui masyarakat dengan pernyataan bahwa untuk memilih seorang presiden, maka pilih saja yang sudah pernah menjadi presiden, karena sudah terbukti mampu. Ini pernyataan yang tidak mengarah ke kemajuan dan cencerung tidak mau berubah. Jadi tidak perlu untuk menjadi seorang walikota, dia sudah pernah menjadi walikota. Tapi untuk menjadi walikota diperlukan kemampuan sebagai walikota. Kemampuan di sini, kita pusatkan kepada kepemimpinan.
Menurut Warren Bennis, yang bukan saja hanya ahli di bidang kepemimpinan, tetapi langsung terjun sebagai pemimpin di di beberapa universitas, dan mengabdi di beberapa fakultas di MIT’s Sloan Schoool of Management, dan juga Universitas Harvard, dalam bukunya “Managing People is Like Herding Cats”, menyatakan bahwa agar dapat bertahan di abad ke-21, kita memerlukan generasi pemimpin baru – pemimpin, bukan hanya sekadar manajer, bukan hanya sekadar mengelola.
Warren Bennis menekankan bahwa pemimpin menaklukkan konteks-konteks keadaan sekitar yang tidak menentu, kacau, dan penuh ambiguitas yang tampaknya berkomplot melawan dan akan mencekik leher kita jika dibiarkan. Perbedaan-perbedaan penting lainnya, menurut Bennis adalah: manajer mengatur, sedangkan pemimpin menginovasi; manajer merupakan jiplakan, pemimpin bersifat orisinal; manajer memelihara, pemimpin mengembangkan; manajer mengandalkan pada kontrol, pemimpin mengilhami saling percaya; manajer memiliki pandangan sempit, pemimpin mempunyai perspektif yang luas; manajer mempertanyakan bagaimana dan kapan, pemimpin mempertanyakan apa dan mengapa; manajer selalu memperhatikan target, pemimpin mengarahkan pandangannya ke batas cakrawala; manajer menerima status quo, pemimpin menantangnya; manajer adalah prajurit yang baik, pemimpin menjadi dirinya sendiri; pemimpin mengerjakan berbagai hal dengan tepat, pemimpin mengerjakan hal dengan tepat.
Sekali lagi, di lingkungan Batam, siapa dan bagaimana orang memimpin area ini, memimpin rakyat? Rakyat akan memililih pemimpin yang sudah berbuat. Masyarakat dengan senang hati akan memilih calon walikota yang sudah melakukan seuatu yang bermanfaat bagi Batam, berfaedah bagi rakyat Batam. Adakah calon yang sudah memberikan kemajuan bagi Batam? Adakan calon yang sudah berjuang bagi rakyat Batam? Bukan nanti setelah terpilih, tapi adakah yang dapat dilihat oleh rakyat bahwa seorang calon sudah membawa perubahan bagi rakyat Batam? Seperti kriteria Bennis, adakah yang sudah pantas memimpin Batam? Bisakah Batam menampilkan seorang pemimpin seperti Michael Bloomberg, walikota New York, dipilih oleh rakyat New York, bukan karena janji-janjinya, bahkan dipilih untuk kedua kalinya, tapi karena apa yang sudah dilakukannya?
Frans. Nadeak, account manager PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Pemimpin tidak sama dengan pimpinan. Ada kecenderungan selama ini, untuk mengungkapkan pemimpin, orang-orang menggunakan istilah pimpinan. Pemimpin adalah orang yang memimpin. Sedangkan pimpinan adalah hasil kepemimpinan. Sebagai gambaran yang lebih mirip lagi adalah penari dan tarian. Penari adalah orang yang mengadakan kegiatan menari, dan tarian adalah hasilnya. Sama dengan pimpinan, tarian juga tidak bisa dilihat. Kita hanya bisa lihat penarinya.
Sudah biasa apabila seseorang terpilih memangku jabatan politik (misalnya: bupati, walikota, gubernur, presiden, DPRD, DPR, dan MPR), maka janji-janji yang didengungkan sewaktu kampanye (apabila ada) maka dengan cepat janji itu seolah-olah tidak pernah dilontarkan oleh pemangku jabatan. Apalagi, ketika di negara kita ini diberlakukan pemilihan kepala daerah oleh DPRD atau presiden oleh MPR, maka semakin menjauhlah kesesuaian antara apa yang perlu bagi rakyat dan apa yang diusahakan oleh pemangku jabatan politik itu.
Bagaimana rakyat menentukan pemimpinnya dalam pemilihan kepala daerahnya? Untuk melihat seperti apakah pemimpin yang akan cepat diterima masyarakat, maka pemimpin itu diketahui atau sudah diketahui oleh masyarakat. Khusus Batam, yang dalam waktu dekat akan mengadakan pemilihan walikota Batam, maka yang ada beberapa tipikal orang dalam menentukan pilihannya. Pertama, orang yang sudah berafiliasi atau bergabung dengan partai tertentu, maka dia akan memilih pasangan yang ditentukan oleh partai di mana dia bergabung. Untuk yang pertama ini termasuk simpatisannya. Yang kedua, orang yang sudah berafiliasi atau bergabung dengan partai tertentu tapi akan memilih pasangan yang dicalonkan oleh partai lain. Ini disebabkan bukan karena dia tidak menyukai pasangan yang dicalonkan oleh partainya tapi karena dia melihat calon lain lebih baik atau lebih berpeluang menurut penilaiannya. Yang ketiga, seseorang yang independen, non-partai, tidak simpatisan terhadap partai apa pun. Untuk yang ketiga ini, pilihannya murni yang terbaik menurut dia. Yang keempat, orang yang berafiliasi atau bergabung dengan partai tertentu tapi tidak menggunakan hak pilihnya karena kesal atau tidak setuju dengan pasangan yang dicalonkan oleh partainya. Yang kelima, orang yang tidak menggunakan hak pilihnya karena dia tidak melihat salah catu calon pun yang cukup memadai, atau bahkan tidak menggunakan hak pilihnya karena dia punya pengalaman siapa pun yang terpilih tidak membawa perubahan ke arah yang lebih baik atau tidak membuat perubahan apa-apa.
Dalam pengalaman pemilihan presiden Republik Indonesia misalnya, bahwa rakyat memilih sudah mulai dengan tidak berdasarkan calon yang dipaketkan oleh partai atau fraksi yang menjadi partainya sendiri tetapi memilih berdasarkan pandangan atau pengetahuannya sendiri.
Dalam era yang sudah dijejali dengan informasi yang berseliweran di telinga dan penglihatan masyarakat pemilih, bagaimana rakyat mengetahui calon yang akan dia pilih dan akhirnya membuat keputusan untuk memilih dengan menggunakan hak pilihnya? Memang kampanye ada manfaatnya, apalagi didukung oleh media massa khususnya lewat surat kabar, radio, bahkan televisi. Tapi seperti sebelumnya, janji-janji selama kampanye dianggap hanya sebagai pemanis atau kadang-kadang sudah semacam dagelan. Karena tidak ada tools atau regulasi yang dapat mengukur kevalidan apa yang disampaikan saat kampanye dengan apa yang terlaksana ketika calon itu sudah terpilih. Sehingga apabila apa yang dikampanyekan dengan yang dilaksanakan setelah terpilih tidak sesduai bahkan bertentangan, maka rakyat hanya melihat makin jelas janji-janji kosong, bahkan dalam hal-hal tertentu sudah bisa dikelompokkan menjadi kebohongan dan penipuan. Tapi karena tidak ada peraturan atau hukum yang menangani itu, maka rakyat makin malas, acuh, dan muak.
Dari iklan atau informasi mulut ke mulut, yang berpengaruh atau tidak, setiap anggota masyarakat memiliki kriteria yang menjadi pemimpinnya. Dan satu hal-hal yang pasti adalah nilai-nilai dalam diri pribadi calon. Tapi nilai-nilai keutamaan yang ada pada calon tidak diketahui oleh masyarakat atau pemilih dengan jelas. Tapi ada satu yang sudah pasti, bahwa rakyat pasti memilih berdasarkan track record calon yang ada. Pengertian track record di sini diperlebar daripada hanya sekadar mengerjakan sesuatu dengan baik, atau kinerja atau pencapaian aktual.
Pernyataan yang menyebutkan bahwa untuk memimpin diperlukan pengalaman pemimpin. Ini benar, tapi bukan seperti pengertian zaman orde baru, untuk mengelabui masyarakat dengan pernyataan bahwa untuk memilih seorang presiden, maka pilih saja yang sudah pernah menjadi presiden, karena sudah terbukti mampu. Ini pernyataan yang tidak mengarah ke kemajuan dan cencerung tidak mau berubah. Jadi tidak perlu untuk menjadi seorang walikota, dia sudah pernah menjadi walikota. Tapi untuk menjadi walikota diperlukan kemampuan sebagai walikota. Kemampuan di sini, kita pusatkan kepada kepemimpinan.
Menurut Warren Bennis, yang bukan saja hanya ahli di bidang kepemimpinan, tetapi langsung terjun sebagai pemimpin di di beberapa universitas, dan mengabdi di beberapa fakultas di MIT’s Sloan Schoool of Management, dan juga Universitas Harvard, dalam bukunya “Managing People is Like Herding Cats”, menyatakan bahwa agar dapat bertahan di abad ke-21, kita memerlukan generasi pemimpin baru – pemimpin, bukan hanya sekadar manajer, bukan hanya sekadar mengelola.
Warren Bennis menekankan bahwa pemimpin menaklukkan konteks-konteks keadaan sekitar yang tidak menentu, kacau, dan penuh ambiguitas yang tampaknya berkomplot melawan dan akan mencekik leher kita jika dibiarkan. Perbedaan-perbedaan penting lainnya, menurut Bennis adalah: manajer mengatur, sedangkan pemimpin menginovasi; manajer merupakan jiplakan, pemimpin bersifat orisinal; manajer memelihara, pemimpin mengembangkan; manajer mengandalkan pada kontrol, pemimpin mengilhami saling percaya; manajer memiliki pandangan sempit, pemimpin mempunyai perspektif yang luas; manajer mempertanyakan bagaimana dan kapan, pemimpin mempertanyakan apa dan mengapa; manajer selalu memperhatikan target, pemimpin mengarahkan pandangannya ke batas cakrawala; manajer menerima status quo, pemimpin menantangnya; manajer adalah prajurit yang baik, pemimpin menjadi dirinya sendiri; pemimpin mengerjakan berbagai hal dengan tepat, pemimpin mengerjakan hal dengan tepat.
Sekali lagi, di lingkungan Batam, siapa dan bagaimana orang memimpin area ini, memimpin rakyat? Rakyat akan memililih pemimpin yang sudah berbuat. Masyarakat dengan senang hati akan memilih calon walikota yang sudah melakukan seuatu yang bermanfaat bagi Batam, berfaedah bagi rakyat Batam. Adakah calon yang sudah memberikan kemajuan bagi Batam? Adakan calon yang sudah berjuang bagi rakyat Batam? Bukan nanti setelah terpilih, tapi adakah yang dapat dilihat oleh rakyat bahwa seorang calon sudah membawa perubahan bagi rakyat Batam? Seperti kriteria Bennis, adakah yang sudah pantas memimpin Batam? Bisakah Batam menampilkan seorang pemimpin seperti Michael Bloomberg, walikota New York, dipilih oleh rakyat New York, bukan karena janji-janjinya, bahkan dipilih untuk kedua kalinya, tapi karena apa yang sudah dilakukannya?
Frans. Nadeak, account manager PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
April 17, 2008
Ingot Hita ma Parpungu-punguanta On! (Poda ni Bapa Op. Elo (R. R. Nadeak) Manogot Bona ni Taon Baru 2008)
On ma poda ni Bapa R. R. Nadeak tingki manogot ni taon baru 2008, di jabu di huta, Banjar Nadeak, Tanjung Bunga, Pangururan, Samosir. Bapa on ma mandok hata parpudi dung hami sude - pahompuna, boruna dohot helana, lae manang ibotona, angka anak dohot parumaenna, sahat tu Inong - andorang so tangiang panimpuli na binoan ni Bapa. Andorang so hata ni Bapa on, hami sude nunga mandok hata tarlumobi mandok mauliate (syukur) tu Debata ala ni pasu-pasuNa, mohon maaf, mangakku dosa, jala marsisesaan angka hasalaan dohot dosa, jala mohon doa restu, angka tangiang na laho mangihuthon nang mandalanhon ngolu si ganup ari. (Tarlumobi, tingki tamba sada keluarga na imbaru, i ma parumaen sian anak siampudan.)
Ingot Hita ma Parpungu-punguanta On.
Tanggal Sada Bulan Sada Taon Dua Ribu Ualu (2008).
Tama ma hita, jumolo ma hita mandok mauliate tu Tuhanta ala di bagasan hahipason do hita. Sai songon i ma tong angka pasu-pasu ni Tuhanta di ari na naeng ro. Jadi songon angka hata muna; angka anak, parumaen, pahompu songon i nang angka lae pe, nunga hubege hami (angka hatamuna - edit Frans.). Jadi hami pe terharu do. Jadi patorangan jumolo ala adong keluarga baru di hita. Laporan, alai boi dohonan dang pola laporan asa mamboto hita di bagasan keluarga.
Parjolo nangkin ala adong keluarga na imbaru di hita.
Hamu sudena, jumolo ma di hamu parumaen nami, sabotulna hita dang pola keluarga na mora situtu. Dang pola keluarga na mora. Keluarga na sederhana ningon, dang binoto manimbangi, alai songon i ma. Alai nang pe songon i keluarganta, boi dohonon di daerah Tanjung Bunga on, - dang holan hita nian adong do songon na piga-piga, - boi dohonon, tung longang do angka na di hita (manang huta - edit Frans.) on. Manang songon i nang di luar ni daerah ni hita on, diboto do keluarganta, nang pe keluarga sederhana, jala; - tarsongon on ninna hamu, dang holan tu parumaen na imbaru, boi do dohot tu hita sude - di bagasan ni keluarganta on, na sederhana on, boi dohonon tung denggan do basa-basa ni Tuhan.
Dang ala ni pogosta, keluarga songon ni dok ni dongan, keluarga na bersatu (marsada - edit Frans.), keluarga angka na burju, jelas do songon i ma nang angka hahamon, mulai singkola on tong do adong parsoalan, alai tutu, dang pola manghorhon, songon adong do deba, "Marsoal dakdanak ni pardakdanak, gabe marsoal natua-tuana."
Jadi di son, hubahen angka pendidikan asa tung boi diihuthon hamuna parumaen nami pe, anak nami pe.
Dang pola adong di halak on, di ahu, -- sintong na pe taho manang salana, dang pola sai nipatuntut-tuntut sugari adong na targanggu angka halak on.
Molo songon i hape, molo nipikkiran berhasil dengan baik do hape tong-tong persaudaraan. Alana olo do ala ni dakdanak, gabe marsalisi orangtua. Jadi tarsongon i ma nuaeng tu hamu angka anak nami; parumaen nami; sada cara tu angka dakdanak asa unang marsalisi angka orangtua. I ma tarsongon keterangan.
Jadi sahat tu na balga, inang, songon i nang tu sude na hita, berhasil dengan baik do, dang adong tinggal di huta. Tung na songon i pe angka karejo na metmet, nang angka swasta pe, (tong do- frans.) karejo. Jala karejo pe, boi dohonon tong-tong do di bagasan haburjuon.
(Jadi) hea do adong tudos-tudos...... songon hata ni dongan. Ia amanta on, "Ah, keluarga na istimewa an, salanghon Tuhan Jesus, sampulu dua sisean-Na, adong do parjahat, si Judas. Ai on dang huboto, marhasil do sude na". Pabalgahu do memang anggo hata si songon i. Alai songon i ma gambaranna. Dongan do mandokhon i. Alai maksuthu di si, sai anggiat ma tutu boi tapartahanhon i, tu angka ari na naeng ro. Songon keadaan ni hata ni dongan do nuaeng. Alai toho do tutu marhasil dohot denggan do nang pe songon sude angka (on angka) hamuna on hita on ninna hamu, tong-tong do di bagasan haserepon. Jadi tong-tong do mansai las do roha ni manang ise pe angka na di son mamereng hamuna. Jadi sai tong-tong ma tu angka ari na naeng ro.
Dang pola ni alani keluarga na mora nian. Dang ala ni hamoraon hape asa lomo roha ni jolma mamereng sasada jolma, manang keluarga. Jadi jelas do, ninna hamu, pinaboa ma songon laporan, na langsung pe on, godang do, molo adong ulaon di hita, marlas ni roha sude. Alana di ari-ari angka naung salpu, sai tong do nihormatan (angka keluarga -Frans). Alani hata pe hape, balga do roha ni angka natua-tua. Ahu, hira i do bangkonghu, manang ise pe taho di dalan i, manang natua-tua sian dia pe taho, dang tinanda, sai nipanghulingan. Alai lumobi ma molo keluarga, sai pinanghulingan, hape mansai balga rohana. Jadi maksud di si, boi do tegoron dongan asalma di bagasan hahormaton.
Memang boi do laho pamikkirion songon on. "Ah, loja iba manungkun-nungkun i, manang na sian dia i,--- ulaonhon niba ma niulahon." Boi do memang songon i, alai anggo di iba, sai pinasingot do dongan asalma adong kesempatan. Jadi sai songon-songon i ma, songon cara di hami di son. Jadi, nang pe na marsingkola ninna hamu angka (nion), angka bao muna on (?? (huhilala maksut ni bao - angka haha manang eda - edit Frans.)) , tong-tong do di bagasan haserepon, hadengganon, dang pola rupa ni targoar manang adong parsoalan-parsoalan di parsingkolaan i. Tong-tong do mardalan dohot denggan. Songon i jolo, songon sada laporan tu keluarga na baru, nang tu hamu sudena. Sai boi ma tutu songon i taihuthon tu angka ari na naeng ro. On do songon sada bohal di hita.
Jala songon pengalaman muse, tu hita nang tu hamu sude. Nian dang adong angka na hurang dope. Molo pengalaman, sude jolma na hurang do. Hita pe na hurang do. Dang adong na sempurna. Alai di bagasan hahurangan on, mangihuthon pengalaman di ahu, porlu do hape patoru roha, unang bertegang, i do. Lapatan ni partoru roha, nang pe adong dongan marsoal-soal, unang sai tegang roha.
Ai, (hea) poda do on. Ala (manang) na vorhanger iba, manang na guru agama, jotjot do di jalo hami sermon. Alai tutu godang do na manjalo, alai mungkin dang godang dang mangulahon. Adong do jolma dipukpuhi ibana, alai dihaholongi jala ditangianghon do namamukpuhi ibana. Iba pe ianggo boi songon i ma. Unang mateganghu, alana molo mateganghu, dang adong hasilna. Ai aha huroha hasilna? Ia molo dipatoru-toru iba, gabe di toru iba, ianggo ala ni i?
Jadi i do songon sada poda di hami, huumpamahon songon Jesus i. Jadi songon ma rupa ni ianggo boi bahenon; songon poda do nueang, gagasan, songon bimbingan sian ahu. Songon i ma aut boi, dang pola tutu gabe songon si oto-oto iba, songon sada tumpal do i sian Tuhan tu hita, dilehon pasu-pasuNa. Jadi i songon pengalaman menghadapi (maradophon - Frans) keluarga pe, menghadapi (maradophon - Frans) masyarakat umum pe, dang porlu hita patimbo-timbohon diri, ingkon tetap patoru diri, dang pola toru hita molo olo patoru diri maradophon manang ise pe taho. Alai tutu jelas, ianggo persoalan boi do adong, dang malua i. Ingkon olo hita sitalu-talu. Memang (boi do) hita jolma, tarbatas do, sai pinatalu tutu roha, alai dang olo pataluhon na asing; boi do, alai tetap niusahahon ma pataluhon roha maradophon manang ise pe. On do songon sada poda di hita asa boi dapot hinadenggan. Alana, dang na mabiar-biari hamu ahu, anak dohot parumaen nami, angka na marhaha maranggi pe songon hamu, angka ina pe, mambahen angka persoalan-persoalan, dao ma i sian hita.
Ingot hita ma parpungu-punguanta on. I do asa dibahen songon halak Kristen marpungu, marsipoda-podaan, asa unang dalan angka na lobi hurang i. Jadi antar songon ma songon sada gambaran di punguanta on, lumobi ma nuaeng di bona ni Taon 2008 on. Taon Baru on. Jadi, nang pe di pangarantoan, songon hata nahupatorang i ma molo boi diulahon hamuna, asa boi dapot hinadenggan di keluarganta.
Udut tu si muse tutu, molo halak pardalani ingkon si haporseanan, unang si jagaon. Marragam-ragam dalan mencoba jiwa ni sasahalak, dibahen tokke manang pamimpin pe. Nirimpu laba hape olo do hamamago molo dang dipabotohon, (batuk borat sahali) gabe dang dihaporsei be.
Jala udut tu si muse ingkon setia. Ingkon ringgas, manang di dia pe taho, manang di pihak dia pe taho, manang di pihak keluarga dia pe taho i. Maksuthu di si, adong do songon, "Pargellengon do on, hundul-hundul ma (iba) di karosi on, rohana ma di si." Ah, daong! Ianggio mengihuthon pengalaman, dang alani hula-hula dohot pargellengon masa di si. (Batuk borat dua kali) Sandok ingkon dipatuduhon dia ma mambahen denggan angka ulaon. Molo songon i do boi diulahon, dihaholongi halak ma. Ianggo sarupa tu na denggan, dipuji, holong ma rohana. Songon i ma sada songon singot-singot.
Jadi on pe, jempek pe hata na hudok, mauliate ma di hita sasudena. Selamat Taon baruma!
(Selamat Taon Baru!, dialusi hami sude.)
***disurathon Fransiskus Nadeak***
Ingot Hita ma Parpungu-punguanta On.
Tanggal Sada Bulan Sada Taon Dua Ribu Ualu (2008).
Tama ma hita, jumolo ma hita mandok mauliate tu Tuhanta ala di bagasan hahipason do hita. Sai songon i ma tong angka pasu-pasu ni Tuhanta di ari na naeng ro. Jadi songon angka hata muna; angka anak, parumaen, pahompu songon i nang angka lae pe, nunga hubege hami (angka hatamuna - edit Frans.). Jadi hami pe terharu do. Jadi patorangan jumolo ala adong keluarga baru di hita. Laporan, alai boi dohonan dang pola laporan asa mamboto hita di bagasan keluarga.
Parjolo nangkin ala adong keluarga na imbaru di hita.
Hamu sudena, jumolo ma di hamu parumaen nami, sabotulna hita dang pola keluarga na mora situtu. Dang pola keluarga na mora. Keluarga na sederhana ningon, dang binoto manimbangi, alai songon i ma. Alai nang pe songon i keluarganta, boi dohonon di daerah Tanjung Bunga on, - dang holan hita nian adong do songon na piga-piga, - boi dohonon, tung longang do angka na di hita (manang huta - edit Frans.) on. Manang songon i nang di luar ni daerah ni hita on, diboto do keluarganta, nang pe keluarga sederhana, jala; - tarsongon on ninna hamu, dang holan tu parumaen na imbaru, boi do dohot tu hita sude - di bagasan ni keluarganta on, na sederhana on, boi dohonon tung denggan do basa-basa ni Tuhan.
Dang ala ni pogosta, keluarga songon ni dok ni dongan, keluarga na bersatu (marsada - edit Frans.), keluarga angka na burju, jelas do songon i ma nang angka hahamon, mulai singkola on tong do adong parsoalan, alai tutu, dang pola manghorhon, songon adong do deba, "Marsoal dakdanak ni pardakdanak, gabe marsoal natua-tuana."
Jadi di son, hubahen angka pendidikan asa tung boi diihuthon hamuna parumaen nami pe, anak nami pe.
Dang pola adong di halak on, di ahu, -- sintong na pe taho manang salana, dang pola sai nipatuntut-tuntut sugari adong na targanggu angka halak on.
Molo songon i hape, molo nipikkiran berhasil dengan baik do hape tong-tong persaudaraan. Alana olo do ala ni dakdanak, gabe marsalisi orangtua. Jadi tarsongon i ma nuaeng tu hamu angka anak nami; parumaen nami; sada cara tu angka dakdanak asa unang marsalisi angka orangtua. I ma tarsongon keterangan.
Jadi sahat tu na balga, inang, songon i nang tu sude na hita, berhasil dengan baik do, dang adong tinggal di huta. Tung na songon i pe angka karejo na metmet, nang angka swasta pe, (tong do- frans.) karejo. Jala karejo pe, boi dohonon tong-tong do di bagasan haburjuon.
(Jadi) hea do adong tudos-tudos...... songon hata ni dongan. Ia amanta on, "Ah, keluarga na istimewa an, salanghon Tuhan Jesus, sampulu dua sisean-Na, adong do parjahat, si Judas. Ai on dang huboto, marhasil do sude na". Pabalgahu do memang anggo hata si songon i. Alai songon i ma gambaranna. Dongan do mandokhon i. Alai maksuthu di si, sai anggiat ma tutu boi tapartahanhon i, tu angka ari na naeng ro. Songon keadaan ni hata ni dongan do nuaeng. Alai toho do tutu marhasil dohot denggan do nang pe songon sude angka (on angka) hamuna on hita on ninna hamu, tong-tong do di bagasan haserepon. Jadi tong-tong do mansai las do roha ni manang ise pe angka na di son mamereng hamuna. Jadi sai tong-tong ma tu angka ari na naeng ro.
Dang pola ni alani keluarga na mora nian. Dang ala ni hamoraon hape asa lomo roha ni jolma mamereng sasada jolma, manang keluarga. Jadi jelas do, ninna hamu, pinaboa ma songon laporan, na langsung pe on, godang do, molo adong ulaon di hita, marlas ni roha sude. Alana di ari-ari angka naung salpu, sai tong do nihormatan (angka keluarga -Frans). Alani hata pe hape, balga do roha ni angka natua-tua. Ahu, hira i do bangkonghu, manang ise pe taho di dalan i, manang natua-tua sian dia pe taho, dang tinanda, sai nipanghulingan. Alai lumobi ma molo keluarga, sai pinanghulingan, hape mansai balga rohana. Jadi maksud di si, boi do tegoron dongan asalma di bagasan hahormaton.
Memang boi do laho pamikkirion songon on. "Ah, loja iba manungkun-nungkun i, manang na sian dia i,--- ulaonhon niba ma niulahon." Boi do memang songon i, alai anggo di iba, sai pinasingot do dongan asalma adong kesempatan. Jadi sai songon-songon i ma, songon cara di hami di son. Jadi, nang pe na marsingkola ninna hamu angka (nion), angka bao muna on (?? (huhilala maksut ni bao - angka haha manang eda - edit Frans.)) , tong-tong do di bagasan haserepon, hadengganon, dang pola rupa ni targoar manang adong parsoalan-parsoalan di parsingkolaan i. Tong-tong do mardalan dohot denggan. Songon i jolo, songon sada laporan tu keluarga na baru, nang tu hamu sudena. Sai boi ma tutu songon i taihuthon tu angka ari na naeng ro. On do songon sada bohal di hita.
Jala songon pengalaman muse, tu hita nang tu hamu sude. Nian dang adong angka na hurang dope. Molo pengalaman, sude jolma na hurang do. Hita pe na hurang do. Dang adong na sempurna. Alai di bagasan hahurangan on, mangihuthon pengalaman di ahu, porlu do hape patoru roha, unang bertegang, i do. Lapatan ni partoru roha, nang pe adong dongan marsoal-soal, unang sai tegang roha.
Ai, (hea) poda do on. Ala (manang) na vorhanger iba, manang na guru agama, jotjot do di jalo hami sermon. Alai tutu godang do na manjalo, alai mungkin dang godang dang mangulahon. Adong do jolma dipukpuhi ibana, alai dihaholongi jala ditangianghon do namamukpuhi ibana. Iba pe ianggo boi songon i ma. Unang mateganghu, alana molo mateganghu, dang adong hasilna. Ai aha huroha hasilna? Ia molo dipatoru-toru iba, gabe di toru iba, ianggo ala ni i?
Jadi i do songon sada poda di hami, huumpamahon songon Jesus i. Jadi songon ma rupa ni ianggo boi bahenon; songon poda do nueang, gagasan, songon bimbingan sian ahu. Songon i ma aut boi, dang pola tutu gabe songon si oto-oto iba, songon sada tumpal do i sian Tuhan tu hita, dilehon pasu-pasuNa. Jadi i songon pengalaman menghadapi (maradophon - Frans) keluarga pe, menghadapi (maradophon - Frans) masyarakat umum pe, dang porlu hita patimbo-timbohon diri, ingkon tetap patoru diri, dang pola toru hita molo olo patoru diri maradophon manang ise pe taho. Alai tutu jelas, ianggo persoalan boi do adong, dang malua i. Ingkon olo hita sitalu-talu. Memang (boi do) hita jolma, tarbatas do, sai pinatalu tutu roha, alai dang olo pataluhon na asing; boi do, alai tetap niusahahon ma pataluhon roha maradophon manang ise pe. On do songon sada poda di hita asa boi dapot hinadenggan. Alana, dang na mabiar-biari hamu ahu, anak dohot parumaen nami, angka na marhaha maranggi pe songon hamu, angka ina pe, mambahen angka persoalan-persoalan, dao ma i sian hita.
Ingot hita ma parpungu-punguanta on. I do asa dibahen songon halak Kristen marpungu, marsipoda-podaan, asa unang dalan angka na lobi hurang i. Jadi antar songon ma songon sada gambaran di punguanta on, lumobi ma nuaeng di bona ni Taon 2008 on. Taon Baru on. Jadi, nang pe di pangarantoan, songon hata nahupatorang i ma molo boi diulahon hamuna, asa boi dapot hinadenggan di keluarganta.
Udut tu si muse tutu, molo halak pardalani ingkon si haporseanan, unang si jagaon. Marragam-ragam dalan mencoba jiwa ni sasahalak, dibahen tokke manang pamimpin pe. Nirimpu laba hape olo do hamamago molo dang dipabotohon, (batuk borat sahali) gabe dang dihaporsei be.
Jala udut tu si muse ingkon setia. Ingkon ringgas, manang di dia pe taho, manang di pihak dia pe taho, manang di pihak keluarga dia pe taho i. Maksuthu di si, adong do songon, "Pargellengon do on, hundul-hundul ma (iba) di karosi on, rohana ma di si." Ah, daong! Ianggio mengihuthon pengalaman, dang alani hula-hula dohot pargellengon masa di si. (Batuk borat dua kali) Sandok ingkon dipatuduhon dia ma mambahen denggan angka ulaon. Molo songon i do boi diulahon, dihaholongi halak ma. Ianggo sarupa tu na denggan, dipuji, holong ma rohana. Songon i ma sada songon singot-singot.
Jadi on pe, jempek pe hata na hudok, mauliate ma di hita sasudena. Selamat Taon baruma!
(Selamat Taon Baru!, dialusi hami sude.)
***disurathon Fransiskus Nadeak***
Subscribe to:
Posts (Atom)