Dalam menghadapi dunia yang banyak permasalahan, konflik, pertentangan, bahkan perang, kita sering merasa ada hambatan untuk memulai sesuatu yang baik. Dalam lingkungan kerja yang semakin terbuka, posisi perusahaan yang semakin kompetitif, bahkan perilaku rekan sekerja yang semakin beragam dan mungkin negatif, kita mungkin merasa sulit melakukan perubahan. Muncul pertanyaan bagaimana saya sedikit membawa perubahan, bagaimana sedikit membuat perbaikan?
Saya teringat tentang, "Penemu Barang Baik" yang saya dapat dari tulisan John Powell, S. J. Penemu barang baik adalah orang yang berusaha mencari dan menemukan yang baik dalam hidupnya, dalam diri orang lain, dan juga dalam segala situasi hidup. (Bisa dimengerti, bahwa bukan berarti kita menutup mata kepada kekurangan, ketidakbecusan, kejahatan, kekejaman, horor, dan sejenisnya).
Mungkin memang benar bahwa kita biasanya menemukan apa yang kita cari. Jika kita mencari yang jahat, banyak yang jahat akan ditemukan. Demikian juga dengan yang mencari baik. Jika kita mencari yang baik, banyak yang baik yang kita temukan. Mungkin saja pencari dan penemu barang baik dikira naif dan aneh, sekarang ini. Karena kondisi dunia yang semakin mengglobal, ada kecenderungan orang-orang tidak percaya lagi dengan prinsip seperti ini.
Segalanya bergantung kepada apa yang kita cari. Mungkin pernah mendengar atau membaca, "Dua orang yang melihat dari balik jeruji penjara. Seorang melihat lumpur yang busuk, seorang lagi melihat bintang-bintang."
Kalau mengingat peristiwa-peristiwa kriminal, kecurangan, perang, kita mungkin akan surut. Kalau kita lihat ketidakberesan orang-orang yang bertugas mengayomi hidup orang banyak -- menyelewengkan jabatan, amanah, tanggung jawab, kita mungkin ragu, menyerah dan tidak percaya.
Tapi peristiwa itu memanggil kita untuk bangkit bertindak dan berkarya. Seperti kejahatan yang banyak terjadi di bumi ini, juga begitu banyaknya kebaikan dan mujizat, tidak lagi menyurutkan kita untuk melakukan yang bermanfaat.
Kita percaya semata-mata bahwa jika kita menguduskan, rahmat mengalir ke dunia ini melalui saluran tangan kita: menyembuhkan dunia ini, meluruskan apa yang bengkok, memperbaiki apa yang rusak, dan menerangi apa yang gelap. Kita ini hanyalah alat pembawa karunia. Kebanyakan dari kita tidak mempunyai talenta yang besar, tetapi kita semua dapat mengerjakan hal-hal kecil. Tidak ada orang besar di dunia ini. Yang ada hanyalah tantangan-tantangan besar yang harus dihadapi orang-orang biasa.
By Fransiskus Nadeak
2 comments:
Kalau kita bisa seperti ini, dunia akan makin indah. Sepertinya memang kita perlu terus mengharapkan dan melakukan ini. Mungkin perlu banyak latihan. Atau memang mungkin selamanya jadi latihan kehidupan.
Kita menjalaninya akan menuju divine, keilahian.
Terima kasih tulisannya.
Kalau boleh tahu berapa usianya ya?
#Agustinus Suryanto:
Latihan sangat kita perlukan, bukan hanya pada olahraga. Latihan terutama untuk mental kita.
Saya sangat setuju.
Terima kasih juga atas komentarnya.
Usia saya masih muda kok.
Post a Comment