September 5, 2008

Wonder dan Curiosity

"Orang-orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
tidak sekadar toleran terhadap ambiguitas;
mereka menyukainya dan tertarik untuk membedahnya."
- Martin E. P. Seligman

Keingintahuan merupakan jalan menuju kearifan. Begitulah yang pernah saya baca. Tapi, mengapa keingintahuan bisa membawa kita kepada kebijaksanaan? Itulah yang sering saya pikirkan. Apakah pikiran ini sudah sebuah bentuk keingintahuan?

Para pemikir, penemu, dan para ilmuwan mengembangkan gagasannya karena ingin tahu tentang suatu hal. Sebetulnya, keingintahuan ada dua yakni yang pasif dan aktif. Ada orang yang ingin tahu tentang suatu hal, tapi dia duduk di sofa dan hanya menonton televisi. Ini adalah yang pasif dan mugkin akan lekas menimbulkan kebosanan. Tapi ada lagi keingintahuan yang aktif, yang selalu mencari dan mencari lagi.

Dahulu orang mendalami dan mengembangkan filsafat dan ilmu pengetahuan karena rasa kagum atau takjub. Kagum akan ilmu pengetahuan, kagum akan indahnya alam, kagum akan luasnya langit dan gemerlapnya bintang-bintang, kagum akan keteraturan jagad raya dan kosmos, kagum atas luasnya ilmu pengetahuan itu sendiri.

Sekarang orang-orang banyak yang ingin tahu justeru karena ragu-ragu, bimbang, dan skeptis. Orang-orang bimbang, lalu ingin mencari informasi untuk meyakinkan dirinya atau orang lain. Orang-orang mengisi pikirannya dengan kesangsian-kesangsian. Orang-orang sangsi sistem ekonomi yang baik, sangsi tentang sistem sosial yang baik, sangsi tentang pemerintahan yang baik, sangsi tentang tata dunia yang baik, sangsi tentang yang benar dan salah, sangsi tentang eksistensi Allah, sangsi tentang makna hidupnya, bahkan sangsi kepada kewibawaan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Ada juga orang-orang sekarang ingin mengetahui suatu hal karena sinis. Keinginan seperti ini menciptakan cara berpikir berakhir pada tindakan yang kurang justeru bertentangan dengan rasa ingin tahu sendiri.

Walaupun mendalami sesuatu adalah cara yang sangat cendekia, tapi cara dan motif kita mendalami itu adalah hal yang lebih penting lagi. Cara dan motif kita akan keingintahuan itulah yang mengarahkan kita kepada hikmat dan kebijaksanaan. Aristoteles berkata, "Wonder implies the desire to learn." Dengan cara takjub, heran, dan kagum; keingintahuan kita lewat belajar akan semakin menarik dan tidak membosankan. Mempelajari sesuatu karena kagum, akan menimbulkan kekaguman (baru) lagi. Kita akan mengetahui dengan semakin baik, lebih luas, lebih lengkap, dan lebih luwes. Sehingga sangat menggugah apa yang diatakan pepatah Yunani kuno, "Wonder is the beginning of wisdom."

-----

Fransiskus Nadeak

2 comments:

Anonymous said...

Ini sangat filosofis. Enaknya, dikemas dengan bahasa sederhana. Spertinya pak? Frans ini mencoba mengungkapkannya dengan bahasa yang lebih umum. Tks. A. Purwo

Frans. Nadeak said...

TErima kasih Mas A. Purwo!
Selamat membaca dan berfilosofi...