
Pernah menonton The Cosby Show? Itulah acara televisi yang sangat populer tahun 80-an. Acara itu sangat banyak penontonnya. Saya menontonnya setelah beberapa tahun disiarkan salah satu stasiun televisi negeri kita. Bahkan acara paling favorit televisi sepanjang 5 tahun berturut-turut di Amerika Serikat, mulai tahun 1985-86 sampai dengan tahun 1989-90.
Acara dengan menampilkan keluarga Huxtable, sebuah keluarga menengah-atas dengan Bill Cosby sebagai kepala keluarga. Keluarga itu menampilan kejadian-kejadian biasa pada sebuah keluarga, tapi 'dikemas' menjadi cerita menarik dengan komentar-komentar unik dan sering tidak terduga, yang membuat sesama anggota keluarga tertawa dan gembira. Memang acaranya adalah komedi. Tapi bukan hanya keluarga saja yang tertawa, utamanya penonton. Tampak, bahwa keluarga itu terbuka dan demokratis.
Keluaga Cosby berkulit berwarna, atau tepatnya adalah berkulit hitam atau negro. Di Amerika, warna kulit inilah yang sering menjadi bahasan. Sering acara itu dikritik. Yang mengkritik biasanya justeru bukan kulit putih atau orang-orang hispanik. Tapi dari kalangan kulit hitam sendiri.
Banyak komentar bahwa acara itu adalah ilusi dan mengejek negro sendiri, karena banyak anggapan, bahwa tidak ada kehidupan orang negro seperti itu. Kehidupan seperti itu adalah mimpi. Kehidupan seperti itu tidak menggambarkan yang kehidupan para keluarga kulit hitam yang sebenarnya. Keluarga Cosby selalu dalam suasana keakraban, kehangatan, dan kegembiraan. Umpama, sering terjadi seorang anak melakukan kesalahan atau melanggar peraturan, tapi cara ibunya melihat anak yang melakukan kesalahan menyebabkan anak mengaku, dan ibunya memaafkan dengan melihat dengan hati seorang ibu, sehingga mereka akrab lagi.
Memang suasana itu adalah dalam acara televisi atau katakanlah fiksi. Tapi mengapa banyak keluarga negro Amerika mengejeknya? Memang kejadian seperti itu saat itu sangat langka dan mungkin bagi orang kulit hitam sendiri jarang melihat bahkan mungkin tidak pernah melihat keluarga yang hidup seperti itu.
***
Bukan berarti jika kita belum pernah melihat keluarga bahagia, lantas kita menyimpulkan tidak ada keluarga yang bahagia. Atau menyimpulkan tidak mungkin keluarga seperti itu. Mengapa kita tidak mempercayai yang baik? Membentuk keluarga seperti itu sangat mungkin dan harus menjadi harapan. Dab sebetulnya sangat banyak keluarga bahagia di bumi ini. Kita harus mempercayai sebuah keluarga bisa rukun dan gembira, walaupun kita belum mengalami atau melihatnya. Kita harus tetap percaya kepada yang yang baik, walaupun pengalaman kita tidak selalu baik.
***
Fransiskus Nadeak
Acara dengan menampilkan keluarga Huxtable, sebuah keluarga menengah-atas dengan Bill Cosby sebagai kepala keluarga. Keluarga itu menampilan kejadian-kejadian biasa pada sebuah keluarga, tapi 'dikemas' menjadi cerita menarik dengan komentar-komentar unik dan sering tidak terduga, yang membuat sesama anggota keluarga tertawa dan gembira. Memang acaranya adalah komedi. Tapi bukan hanya keluarga saja yang tertawa, utamanya penonton. Tampak, bahwa keluarga itu terbuka dan demokratis.
Keluaga Cosby berkulit berwarna, atau tepatnya adalah berkulit hitam atau negro. Di Amerika, warna kulit inilah yang sering menjadi bahasan. Sering acara itu dikritik. Yang mengkritik biasanya justeru bukan kulit putih atau orang-orang hispanik. Tapi dari kalangan kulit hitam sendiri.
Banyak komentar bahwa acara itu adalah ilusi dan mengejek negro sendiri, karena banyak anggapan, bahwa tidak ada kehidupan orang negro seperti itu. Kehidupan seperti itu adalah mimpi. Kehidupan seperti itu tidak menggambarkan yang kehidupan para keluarga kulit hitam yang sebenarnya. Keluarga Cosby selalu dalam suasana keakraban, kehangatan, dan kegembiraan. Umpama, sering terjadi seorang anak melakukan kesalahan atau melanggar peraturan, tapi cara ibunya melihat anak yang melakukan kesalahan menyebabkan anak mengaku, dan ibunya memaafkan dengan melihat dengan hati seorang ibu, sehingga mereka akrab lagi.
Memang suasana itu adalah dalam acara televisi atau katakanlah fiksi. Tapi mengapa banyak keluarga negro Amerika mengejeknya? Memang kejadian seperti itu saat itu sangat langka dan mungkin bagi orang kulit hitam sendiri jarang melihat bahkan mungkin tidak pernah melihat keluarga yang hidup seperti itu.
***
Bukan berarti jika kita belum pernah melihat keluarga bahagia, lantas kita menyimpulkan tidak ada keluarga yang bahagia. Atau menyimpulkan tidak mungkin keluarga seperti itu. Mengapa kita tidak mempercayai yang baik? Membentuk keluarga seperti itu sangat mungkin dan harus menjadi harapan. Dab sebetulnya sangat banyak keluarga bahagia di bumi ini. Kita harus mempercayai sebuah keluarga bisa rukun dan gembira, walaupun kita belum mengalami atau melihatnya. Kita harus tetap percaya kepada yang yang baik, walaupun pengalaman kita tidak selalu baik.
***
Fransiskus Nadeak
4 comments:
Trims. Inspired...
Itu terjadi karena, zaman skrg serin tidak melihat yang terbaik. Ketidakmauan dan ketidakmampuan melihat kenyataan yang sebenarnya. Sering terjadi karena pengamalam kecil, misale keluarga broken home, bisa dianggap anak yang broken home, bahwa perkelahian yang sering terjadi di rumahnya, dainggapnya itu sebagai sesuatu yang wajar dan biasa.
Buat Tina, semoga bermanfaat!
Mas Sutopo Marjono, benar Mas. Kebiasaan bisa menurunkan bahkan menghilangkan kadar kesadaran.
Frans. Nadeak
Post a Comment