September 18, 2008

We are Born Weak

"In real life, as every parent knows,
children are born fragile, born needy,
born ignorant, born uninformed,
born weak, born unimaginative
."
- Benjamin R. Barber


Pernah memiliki hewan peliharaan di rumah? Di kota banyak yang memelihara anjing dan kucing. Di pedesaan atau pedalaman, mungkin juga di luar kota, hewan peliharaan biasa kita temui. Sapi, kuda, kerbau, kambing merupakan binatang peliharaan banyak dimiliki masyarakat kita. Bahkan di beberapa tempat, babi berkeliaran di desa penduduk, hidup sebagai hewan yang dipelihara seperti ayam.

Tapi pernahkah memperhatikan ketika ibu hewan itu melahirkan anaknya? Lebih lagi, bagaimana bayi hewan itu hadir di dunia ini setelah hidup beberapa bulan dalam rahim ibunya? Kita perhatikan misalnya sapi, ketika ibunya melahirkan anaknya, anak sapi baru ini sudah cukup kuat untuk langsung 'gompang' dalam bahasa Bataknya. Gompang adalah posisi seperti tengkurap tapi leher dan kepalanya tegak. Dan sapi melahirkan sendiri tanpa bantuan sapi atau sapi-sapi lain.

Babi melahirkan anaknya juga hampir sama, bahkan biasanya lebih banyak anaknya. Bayi babi yang baru lahir kadang-kadang sudah bisa bergerak normal, berjalan, berlari-lari kecil dan berguling-guling berlomba-lomba mau menyusui. Secara naluriah anak sapi akan dengan cepat mengetahui jenis makanannya, rumput.

Bagaimana dengan bayi manusia? Setelah beberapa bulan, bayi manusia akan memasukkan apa pun yang bisa dijangkaunya, dipegangnya, memasukkannya ke mulut, dan mungkin menelannya.

Dibandingkan binatang yang baru lahir, bayi manusia lahir sangat lemah. Secara fisik bayi manusia juga sangat rentan terhadap kondisi alam. Bahkan sepertinya, dibandingkan dengan bayi hewan lain, bayi manusia lahir prematur.

Seorang manusia lahir sangat membutuhkan manusia lain. Keterikatan kita dengan manusa lain, bukan hanya simbol atau semboyan. Bayi manusia pada minggu-minggu awal kehidupannya di dunia ini bahkan tidak bisa melihat. Kebutuhan bayi manusia agar dia selamat dan hidup, semuanya diberikan oleh orang lain. Dia hidup, mutlak karena pemberian orang lain, mutlak karena cinta orang lain. "We need each other and cannot survive alone." Tapi kita sering melupakannya dan tidak menyadarinya lagi. "We are born belonging to others."
---
Frans. Nadeak

1 comment:

Anonymous said...

Menarik dan sangat realis. betul jg ya. e,amang kita sangat kecil dan lemah. tpi sering lupa diri.