Dunia anak-anak adalah dunia yang mempesona. Anak-anak melihat sesuatu dengan takjub. Melihat sesuatu yang baru, dia pun ingin meraihnya. Kegembiraan, lari-lari kecil, berebutan sesuatu barang tapi bukan karena egois atau individualistis, tertawa gembira; menjadi sifat anak-anak yang khas.
Di hari Idul Fitri tahun 1429 Hijriah ini, saya teringat lagi akan bawaan ceria anak-anak ini. Saya tinggal di pinggir jalan besar sebuah perumahan. Pagi itu hari gerimis. Saudara-saudaraku berpakaian putih-putih bersih. Baru saja menunaikan Sholat Ied. Memang terasa hari itu pun tenang dan bening, penuh kedamaian.
Sekitar jam sepuluh pagi, mulai rombongan-rombongan kecil ada yang dua orang, tiga orang, juga enam orang. Bagi anak-anak, kegiatan ini merupakan kegembiraan yang mungkin tidak terlupakannya seumur hidupnya. Dia nanti akan datang ke rumah menyapa tuan rumah. Mereka datang karena hari ini adalah hari Lebaran. Terlepas dari arti sebenarnya Lebaran, tapi bagi anak-anak yang suci ini, Lebaran adalah keceriaan. Maka mereka datang mengucapkan "Selamat Idul Fitri!" dengan hati yang gembira. Dan mungkin juga mereka mengharapkan kue-kue kecil. Banyak juga yang mengharapkan oleh-oleh kecil berupa makanan yang sudah jadi dan sudah dibungkusi dalam plastik. Tapi cukup banyak juga anak-anak ini mengharapkan 'angpau'.
Sekali lagi, terlepas dari makna Idul Fitri bagi anak-anak, saya melihat kesucian hatinya. Dan saya yakin mereka datang mengunjungi kita, mengunjungi rumah kita adalah sebagai berkat bagi kita juga. Dan saya tidak mau menyurutkan kegembiraan hati anak-anak. Saya akan dan tetap menyambutmu semua dengan gembira juga.
Buat teman-temanku anak-anak, keceriaan, kegembiraan, kebersamaan, semangat telah mengingatkan saya juga akan masa anak-anak dulu, yang juga mengunjungi rumah-rumah keluarga untuk menyampaikan Salam dan Selamat Tahun Baru.
***
Anak-anak mengajari kita keceriaan, kegembiraan, dan ketulusan.
***
Selamat Idul Fitri!
No comments:
Post a Comment