"
It's been a long time coming, but tonight... change has come to America!" begitulah pekikan Barack Obama, presiden Amerika Serikat terpilih. Obama unggul setelah melebihi
electoral vote yang berjumlah total 538. Untuk memenangi pemilihan seseorang minimal mengumpulkan 270
electoral votes. Pidato kemenangannya itu sesuai dengan mottonya
"Change - We Can Believe In" dengan logo
Obama 08.
Sistem pemilihan presiden Amerika menggunakan sistem
Electoral atau sering digunakan istilah sistem distrik. Pemilihan presiden Amerika memang langsung, tapi tidak langsung memilih presiden. Pilihan dimenangkan oleh jumlah
electoral vote di negara bagian, bukan total jumlah penduduk pemilih. Jadi bisa saja misalnya secara total jumlah penduduk yang memilih calon A lebih banyak daripada calon B, tapi karena secara
electoral B lebih banyak, maka yang menjadi presiden adalah B. Jumlah
electoral vote terbesar ada secara berturut-turut di negara bagian: California (55), Texa (34), New York (31), Florida (27) dan Pennsylvania (21). Sedangkan di negara bagian Alaska, Delaware, Montana, North Dakota, South Dakota, Vermont, Wyoming masing-masing cuma 3. Delaware adalah negara bagian asal Joseph Biden, calon wakil presiden terpilih.
Siapa yang menang di satu negara bagian, dia yang mengambil semua suara. Walaupun di negara bagian California misalnya Obama unggul satu suara, tapi Obama mengambil suara 55 semuanya.
American Dream"
If there is anyone out there who still doubts that America is a place where all things are possible; who still wonders if the dream of our founders is alive in our time; who still questions the power of our democracy, tonight is your answer." Demikianlah dari Washington Post, mengambarkan seperti biasa harapan dan cita-cita Amerika, setelah terpilihnya Obama.
Obama menjadi presiden dalam pemilihan umum yang historis. Rentetan pemilihan yang meneganggkan bahkan sampai kamanye rasialis, mempertentangkan keagamaan, bahkan kasar. Bukan hanya antara Obama dengan lawannya dari Partai Republik, John McCain. Sebelumnya, untuk memenangi calon dari Partai Demokrat, Obama juga sedah mendapat serangan yang tidak biasa dari kawan (atau lawanny?) dari Demokrat sendiri.
Sampai terakhir masih harus bersaing dengan Senator dari New York, Hillary Clinton. Obama adalah senator dari negara bagian Illinois yang didukung oleh rekannya senator sesama negara bagian Illinois, Richard Durbin, bahkan mulai dari awal pemilihan senator untuk negara bagian Chicago.
Walaupun para senator senior Partai Demokrat meminta agar Clinton, mengundurkan diri demi kebaikan dan keutuhan Partai Demokrat, Clinton juga berjuang sampai akhir. Bahkan
black campaign yang disampaikan Clinton terhadap Obama, sama brutalnya dengan yang disampaikan McCain untuk menghancurkan Obama.
Ada yang memelesetkan namanya menjadi Obama bin Laden. Ada yang mengatakannya beragama Islam. Ada yang menuduhnya teroris. Dengan pasangannya Biden, juga diejek dengan sebutan Obama bin Biden.
Walapun hidup di negara dan dalam budaya beradab, tapi karena kepentingan sesaat politikus, tetap saja muncul kampanya yang sangat menyerang dan sangat kotor dan menjijikkan.
Tapi sepertinya karena pengalaman hidupnya yang katakanlah cukup pahit dan hidup di beberapa tempat dengan multi-budaya, menambah pengertiannya yang cukup baik akan banyak hal yang tidak didapati senator atau calon presiden lain.
Di samping bakat orator-nya yang luwes dan luar biasa, juga pilihan kata yang digunakannya, sering orang-orang membandingkannya dengan Presiden John F. Kennedy. Banyak persamaan antara Kennedy dan Obama. Kennedy calon pertama presiden Amerika yang beragama Katolik, sedangkan Obama calon pertama berkulit hitam. Kennedy menghadapi permasalahan hubungan luar negeri saat itu, Obama juga. Kennedy presiden termuda Amerika, Obama baru saja berusia 47 tahun. Sama seperti Kennedy, orang-orang meyakini kemenangan Obama karena hal tadi dan juga karena momentum yang tepat.
MomentumKarena buruknya juga kondisi dunia, terutama karena yang berkuasa sekarang George W. Bush dianggap gagal, maka momentum Republik sangat tidak menjanjikan. Pemilihan anggota kongres juga hampir selalu dimenangi calon Demokrat. Para pakar dan profesor ilmu politik sudah mengatakan bahwa Bush adalah presiden Amerika terburuk sepanjang sejarah.
Terburuk bukan karena kegagalan menangani masalah-masalah krusial negara tapi karena perangai Bush yang suka perang dan sering memanipulasi rakyat, mulai dari soal reaktor nuklir Irak dan sampai laporan-laporan intelijen yang dimanipulasi dan digunakan serampangan untuk memenuhi hasrat ketidakmanusawiannya.
Masalah kegagalah korporasi multinasional, kemunduran ekonomi Amerika, pengangguran, keterpurukan
Wall Street, penyerangan Afganistan dan Irak yang sudah membunuh terlalu banyak tentara Amerika, memperburuk suasana sekarang ini bagi siapa saja calon dari Partai Republik.
Momentum inilah yang sangat menguntungkan Partai Demokrat, yang menguntungkan Obama. Demokrat sudah menguasai parlemen. Dan ini juga memudahkan tugas Obama nantinya untuk membuat keputusan-keputusan publik.
Presiden ObamaObama sudah terpilih. Obama menjadi presiden Amerika pertama yang berkulit hitam. Obama menjadi presiden Amerika yang ke-44.
McCain sudah mengucapkan selamat kepada Obama. Presiden Bush juga melakukan hal yang sama. Akhirnya, hal yang kita harapkan, penyatuan dan kesatuan masih ada. Minta maaf masih ada, walapun sebelumnya kompetisi sangan melelahkan dan memperburuk media televisi dan harian-harian Amerika.
Semoga dengan kemenangannya dan memulai berkarya secara definitif Januari 2009, Amerika semakin damai, dunia semakin maju. Terutama kita mengharapkan perekonomian dunia yang semakin baik.
Selamat Obama!
Proficiat!!!
Frans. Nadeak, seorang pemikir.