Tulisan ini saya buat judulnya bertindak bijaksana. Sebetulnya sebelum seseorang bertindak bijaksana, dia sudah memiliki pengetahuan tentang tindakannya. Artinya, agar seseorang dikatakan bertindak bijaksana, dia sudah memikirkan segala hal tentang tindakannya, dan lebih baik lagi jika pikiran itu lebih luas, dalam, jauh, dan lengkap.
Dalam hal sederhana misalnya di persimpangan yang ada traffic light-nya. Agar orang berlaku bijaksana di persimpangan, dia sudah sepatutnya memiliki pengetahuan tentang aturan traffic light. Jika lampu merah berhenti, lampu hijau bergerak. Walaupun dalam kasus tertentu, kondisi lampu merah juga bisa tetap bergerak maju, jika yang berwenang menyuruh maju dengan tanda-tanda yang dia lakukan. Dan orang yang menyuruh maju itu adalah institusi yang berwenang misalnya polisi atau petugas lalu lintas.
Jika yang berwenang menyuruh tetap maju, padahal lampu merah karena misalnya ada yang mau lewat ambulans atau pejabat kenegaraan, berarti sebaiknya kita juga ikut maju. Bukan berarti karena aturan dasar lampu merah berarti berhenti maka kita harus berhenti sampai menolak dan menentang suruhan polisi. Tindakan 'yang benar' ini bisa mengganggu, berbahaya, bahkan memakan korban manusia. Bahkan dalam kejadian tertentu, lampu merah, kuning atau hijau, kita tetap harus berhenti jika bergerak membuat kekacauan yang lebih besar. Kita harus mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan kita lakukan. Penulis Norman Cousins pernah mengatakan, "Wisdom consists of the anticipation of consequences."
Artinya, ini semua, sedikit pengetahuan tentang traffic ligtht. Dengan pengetahuan ini, kita bisa bertindak makin bijaksana di jalanan, khususnya di persimpangan jalan. Dan tentu pengetahuan lainnya. Dalam pengertian tertentu, cara bijak juga memikirkan yang bertentangan dengan aturan yang sudah ada. Filsuf dan penulis Amerika, George Santayana berkata, "Almost every wise saying has an opposite one, no less wise, to balance it."
Jadi apa artinya bertindak bijaksana?
Memang ada istilah, "Kadang-kadang, lebih baik untuk bertindak dengan sedikit informasi." Ini benar untuk tindakan tertentu misalnya untuk mengatasi kegugupan sementara, tindakan-tindakan yang sederhana. Dan kembali ke istilah tadi, itu berlaku untuk kasus 'kadang-kadang'. Untuk tindakan yang kompleks tidak bisa hanya mengandalkan secuil informasi. Semakin banyak informasi yang perlu, semakin baik. Martin Fischer berkata, "Knowledge is a process of piling up facts; wisdom lies in their simplification."
Frans. Nadeak
No comments:
Post a Comment