Sengaja judulnya saya buat dalam Bahasa Inggris. Bukan karena dengan Bahasa Inggris, judulnya lebih keren. Bukan juga karena dalam Bahasa Inggris lebih singkat dan padat. Saya buat dalam Bahasa Inggris hanya karena artinya lebih 'kena'.
Saya punya beberapa komunitas. Ada komunitas paduan suara, ada komunitas berbagi rasa, ada komunitas olahraga, ada komunitas teman sekerja, ada komunitas arisan. Sebagai pembanding untuk judul itu, kita ambil komunitas berbagi rasa. Komunitas berbagi rasa, sering disebut komunitas berbagi. Tapi istilah ini pun tidak terlalu jelas. Istilah yang sering digunakan oleh kami untuk kelompok berbagi ini adalah komunitas sharing. Jadi istilah sharing, lebih pas. Seperti inilah gambaran untuk judul tulisan ini.
Dalam perjalanan komunitas ini, selalu saja ada komentar-komentar dari para anggota yang anehnya juga selalu berulang-ulang. Komentar-komentar bermunculan dalam bentuk keluhan. Anggota mengeluh karena selalu saja ada orang yang jarang berkumpul, ada anggota yang cuek, bahkan ada yang secara definitf anggota, tapi tidak pernah berkumpul.
Ada penilaian dari beberapa anggota, bahwa orang-orang atau keluarga yang jarang berkumpul dalam kegiatan komunitas adalah semacam penyakit. Ada juga yang beranggapan bahwa orang-orang yang secara definitif adalah anggota tapi tidak pernah menampakkan batang hidungnya, harus disingkirkan biar tahu rasa.
Mengapa banyak orang yang berpikir seperti ini? Saya menduga, karena banyak orang beranggapan segala sesuatu haruslah ideal atau sempurna. Memang sebaiknya semua anggota rajin, responsif dan bertanggung jawab. Tapi kapan dan di mana ada yang selalu seperti ini?
Bahkan dalam suatu tim sepakbola, seorang gelandang juga tidak akan pernah ada yang ideal atau sempurna. Yang mungkin adalah idealnya seorang pemain gelandang yang ada pada sebuah tim adalah misalnya Didier Deschamps, di tim Juventus atau Prancis. Tentu Deschamps pun, bisa dikatakan yang terbaik hanya pada saat itu, untuk tim itu dari seluruh pemain tim yang ada. Tapi tetap tidak ada seorang pemain gelandang yang ideal atau sempurna untuk sebuah tim sepakbola.
Jangankan organisasi yang menggunakan garis komando, seperti militer umpamanya. Selalu saja ada yang kurang, ada yang tidak lengkap, ada yang lalai, bahkan ada yang gagal. Sedangkan komunitas ini adalah kumpulan orang-orang yang secara sukarela menyediakan dirinya. Kondisi seperti ini menciptakan komunitas yang bertenggang rasa kepada sesama dan semua anggota. Artinya, anggota yang belum rajin, menyatakan komunitas itu masih memiliki anggota yang belum rajin. Dan karena sifat organisasi yang terbuka ini, tidak bisa seseorang memaksa dia harus rajin.
Kondis seperti ini justeru sangat berpeluang menumbuhkan orang yang berjiwa menyemangati, mengayomi dan saling memperhatikan. Masalah-masalah yang dihadapi seseorang anggota menjadi masalah yang dihadapi oleh komunitas itu.
Masalah-masalah yang datang, dihadapi, teratasi akan menciptakan anggota dan komunitas yang matang. Menghadapi dan mengatasi masalah dengan sendirinya menumbuhkan tim yang bekerja sama dan solid.
Coba bayangkan, jika semua anggota sudah ideal dan sempurna. Sudah pasti anggota dan komunitas stagnan dan tidak bisa berkembang. Mengapa? Karena sudah sempurna. Tapi adalah organisasi yang sudah sempurna? Secara faktual tidak ada.
Masalah-masalah dengan sendirinya membuat anggota dan komunitasnya menjadi matang, dewasa jika dimaknai dengan baik.
Selamat berkumpul dan berbagi!
*Frans. Nadeak, seorang pemikir
No comments:
Post a Comment