November 25, 2008

Terikat Masa Lalu

Dalam kehidupan ini, ada kalanya kita terbawa ke masa lalu. Kita melihat diri kita sebagai 'orang yang dulu'. Dalam beberapa hal, terlalu sering juga kita mengasosiasikan diri kita dengan masa lampau.

Saya mengenal teman, yang dalam kehidupannya sekarang, selalu dikendalikan oleh masa lalu. Dia berkata, bahwa orangtuanya menyampaikan bahwa dia harus menikah dengan gadis tertentu dan harus tinggal di kota tertentu.

Ada yang menarik pada pendapatnya. Pertama, bahwa yang orangtuanya sudah tidak ada lagi. Jika pendapat kita tidak sesuai dengan pendapat orangtua kita, bukan berarti kita tidak hormat dan patuh dengan orangtua. Alasannya adalah bahwa, dalam kehidupan ini, bukan orangtua yana paling tahu seperti apa kehidupan yang cocok dengan diri kita. Yang paling tahu bagaimana hidup kita yang sesungguhnya adalah diri kita. Karena orangtua adalah orang lain bagi diri kita.

Alasan yang kedua adalah bahwa pendapat itu adalah pendapat masa lalu. Memang benar perencanaan perlu bagi kehidupan ini. Tapi tentang pendapat tadi, tidak berhubungan dengan perencanaan, tapi lebih kepada penentuan oleh orangtua yang mungkin tidak terlalu tepat. Apa alasan yang tepat, bahwa kita harus tinggal di kota tertentu? Mungkin saja pendapat orangtua kita itu adalah hanya pendapatnya pribadi dengan tujuan bersama (orangtua dan anak), tapi tidak murni untuk mengembangkan mental dan jiwa anaknya.

Barangkali, kenangan-kenangan masa lalu perlu untuk pembelajaran bagi diri kita. Juga masa lalu menciptakan pola, pandangan, dan semua seluk-beluk kehidupan kita saat ini. Sangat mungkin juga, pengalaman masa lalu membuat kita bertumbuh, berkembang dan berbuah. Bahkan dengan melalui masa lalulah, kita ada seperti sekarang ini.

---
Kita perlu mengetahui masa lalu kita, tapi kita tidak boleh terikat olehnya.

No comments: