December 24, 2008

Belajar Membangun Diri

Terlalu banyak orang yang menganggap belajar itu sampai tahap sekolah atau kuliah. Terlalu banyak yang mengganggap belajar selesai ketika sudah tamat kuliah. Ada lagi yang mengganggap ketika lulus, seperti jenjang pendidikan di Indonesia, misalnya setelah selesai Strata-1 (S1) maka berhenti belajar. Kalau mau belajar lagi, maka harus pada jenjang Strata-2 (S2).

Mengapa banyak orang yang mengganggap bahwa 'belajar'seperti itu? Karena banyak orang menganggap belajar itu terjadi bukan pada seluruh hidup. Karena banyak orang menanggap belajar itu diskret, tidak kontinu.

Belajar adalah suatu proses seumur hidup, tanpa mengenal waktu. Belajar bukan karena ada kurikulum baru. Belajar bukan karena ada sekolah dasar, menengah, umum atau kejuruan, dan perguruan tinggi. Belajar adalah proses membuka diri kita agar menjadi diri yang lebih baru.

Dengan belajar, maka berarti kita tidak berhenti membangun diri kita sendiri. Kelihatannya pernyataan ini sangat sederhana. Tapi coba kita perhatikan implikasinya. Jika kita belajar terus, apa artinya? Berarti, dengan belajar terus kita berusaha membuka diri untuk pelajaran baru. Dengen belajar terus, bisa diartikan bahwa kita menganggap bahwa pengetahuan kita sebesar atau secanggih apa pun, itu tetap tidak sempurna.

Dengan belajar terus, berarti kita siap mendapat pengajaran, kita siap menjadi orang yang diajar. Bukan hanya seperti di kelas, dengan belajar terus, lewat media apa pun, berarti kita selalu bersedia melihat diri kita kembali. Kita bersedia melihat diri kita, dalam segala hal setidaknya pemahaman, penilaian, pertimbangan, sikap, perasaan, kepercayaan kita.

Dengan belajar seumur hidup maka, penilaian, pertimbangan, sikap, perasaan, kepercayaan, dan persepsi kita kepada segala hal pun akan semakin baik dan matang.

Begitulah. Sikap pembelajar akan menciptakan segala hal dari diri kita menjadi lebih baru.

Fransiskus Nadeak

****

No comments: