December 23, 2008

Diberi Kehidupan Dua Kali

Di kota saya tinggal sekarang, saya mendapat permenungan dan pencerahan yang luar biasa dari seorang yang pernah tidak sadarkan diri selama satu bulan karena tabrakan. Dia benar-benar pulih ingatannya sekitar 9 bulan. Walaupun menurut pengakuannya, masih banyak hal-hal yang dia tidak bisa ingat lagi, karena tabrakan itu sampai sekarang.

Saya sering terinspirasi dari cerita yang menjadi pengalaman hidupnya. Saya sudah minta izin untuk menyampaikan namanya di tulisan ini. Dia sendiri setuju. Tapi untuk kebijaksanaan saat ini, namanya tidak saya buatkan sekarang.

Ceritanya, dia naik sepeda motor, lalu tabrakan dan dia tidak sadarkan diri. Kepalanya seperti pecah. Dan kalau saya lihat bekas jahitan di kepalanya, saya tidak heran, bahwa kejadiannya memang mungkin mengerikan. (Semua biaya sampai sembuh ditanggung oleh perusahaannya bekerja saat itu, walaupun dia tidak bekerja di sana setelah 3 bulan peristiwa tabrakan.)

Selama sebulan di rumah sakit dia benar-benar tidak sadar. Setelah sebulan berikutnya, dia bisa keluar dari rumah sakit, tapi lupa segalanya, semua yang ada di memorinya hilang. Jadi sebulan setelah keluar dari rumah sakit, perlahan-lahan muncul ingatan-ingatannya.

Ketika tiba di rumahnya di kampungnya di Sumatera Utara, dia berkata dalam bahasa Batak kepada ibunya, "Nunga di dia Bapa? Nunga di dia Bapa?" -- "Di mana ayah? Di mana ayah?"

Selama pulang dan tinggal di rumah orangtuanya, dia harus didampingi karena tubuhnya masih goyang dan tidak stabil.

Ketika dia menanyakan di mana ayahnya tadi, ibunya langsung mengerti. Ibunya diam menahan tangis. Kemudian sahabat ini, dibimbing ke belakang rumahnya sekitar 60 meter. Semua orang keluarga yang ikut mendampingi menangis menahan suara kepiluan melihat kejadian ini.

Dia dibawa ke suatu tempat, makam ayahnya, karena ayahnya sudah meninggal sekitar sepuluh tahun sebelumnya.

Bulan-bulan berikutnya, dia dapat mendengar dan mengerti ucapan-ucapan orang, "Mungkin lebih baik dia itu mati saja. Kalaupun dia hidup, dia sudah pasti gila."

Inti dan permenungan darinya adalah seperti katanya, "Setelah kejadian itu, saya akan melakukan yang sebaik-baiknya, semampu saya. Karena saya diberi nyawa dua kali oleh Allah."

Bagaimana dengan kita, yang tidak (atau belum) diberi-Nya nyawa dua kali? Kita hidup hanya sekali.

Salah satu permenungan yang paling 'gila' tentang apa yang akan kita lakukan, akan menjadi seperti apa kita, kita hidup bagaimana, apa sebenarnya yang akan saya capai, untuk apa saya hidup, dan segala pertanyaan filosofis tentang makna pekerjaan, makna diri kita, makna hidup kita, tujuan hidup kita, sangat 'menggiurkan' dan 'menggetarkan' jika bertautan dengan waktu dan hidup.

Dua karunia-Nya yang jarang kita ingat. Sering kita tidak sadari sepenuhnya.

Fransiskus Nadeak

***

No comments: