Ada kebiasaan keluarga kami, paling tidak, setiap malam tahun baru (setelah jam 00.00 tanggal 1 Januari) setiap tahun berkumpul bersama. Berkumpul artinya tidak sekadar seluruh anggota keluarga hadir untuk melepas rasa rindu.
Diupayakan semua orang yang ada di rumah harus ikut duduk membentuk lingkaran. Mulai dari anak-anak balita, pokoknya semua orang yang sudah bisa 'ngomong' dan menyampaikan sesuatu. Bukan hanya anak-anak, yang dewasa juga mungkin ada kesulitan harus bangun pagi-pagi, sadar, menyampaikan sesuatu. Semua orang harus menahan kantuk.
Berkumpul artinya jauh daripada saling melihat wajah, saling melirik yang di sebelahnya. Berkumpul untuk menyampaikan sesuatu yang sangat penting.
Apa yang biasanya disampaikan?
Ada minimal 3 hal yang sepatutnya disampaikan seseorang.
Pertama, ucapan syukur dan terima kasih kepada Yang Mahakuasa, atas segala berkat dan rahmat-Nya. Segala anugerah selama setahun yang lalu.
Kedua, mohon bimbingan dari Yang Mahakuasa untuk menjalani tahun yang baru ini. Sekaligus mohon doa, nasihat, bimbingan dari kakak atau saudara yang lebih tua, mungkin juga saudara yang lebih muda, atau siapa saja yang hadir di rumah. Teristimewa permintaan ini kepada orangtua.
Ketiga, adalah permohonan maaf atas segala kekeliruan, kekurangan, kesalahan, bahkan dosa, yang telah diperbuat.
Selalu saja hal-hal menarik yang muncul setiap malam tahun baru ini. Ada anggota keluarga yang awalnya sudah menghapal, atau setidaknya sudah berusaha mengingat-ingat hal-hal yang akan dikatakannya saat tiba gilirannya untuk berbicara. Tapi, ketika dia memulai pembicaraannya, terasa gugup dan lupa segala hal yang sudah dipersiapkannya sebelumnya.
Ada lagi, karena mungkin jarang berbicara serius, maka untuk memulai pembicaraan, dia mencoba melirik seseorang. Mungkin meminta dukungan. Tapi, saudara yang diliriknya, malah mungkin senyum atau tertawa kecil. Sehingga dia pun, ikut tersenyum dan tidak mampu memulai pembicaraan, hanya berusaha menahan rasa lucu. Yang lebih lucu lagi, acara tidak bisa berlanjut tanpa dia. Maka yang lain akan menunggu lama sambil menahan lucu.
Hal Keempat, Memaafkan
Ada satu hal lagi yang hampir selalu terlupakan. Dan ini adalah hal yang sangat penting, sekaligus hal yang paling sulit. Hampir semua anggota keluarga tidak lupa untuk memohon maaf, agar semua kesalahan dihapuskan dari dalam hati.
Semua mungkin mengungkapkan permintaan maaf. Tapi siapa yang memaafkan? Siapa yang bersedia dengan tulus hati untuk mengampuni.
Meminta maaf memang mulia, tapi mengampuni jauh lebih mulia, lebih agung, mendamaikan, menyembuhkan dan ilahiah.
Selamat Tahun Baru!
Fransiskus Nadeak
****
No comments:
Post a Comment