29 Januari 2009
Esok, genap setahun Engkau,
meninggalkan kami
Saya masih bisa ingat
ketika kita malam-malam sama-sama ke Tanjungan
mengawasi kolam ikan
mungkin ada perubahan tiba-tiba
air Danau Toba yang bisa mendadak meninggi
ombak yang mungkin deras dentumannya
pernah suatu malam,
Esok, genap setahun Engkau,
meninggalkan kami
Saya masih bisa ingat
ketika kita malam-malam sama-sama ke Tanjungan
mengawasi kolam ikan
mungkin ada perubahan tiba-tiba
air Danau Toba yang bisa mendadak meninggi
ombak yang mungkin deras dentumannya
pernah suatu malam,
kita bersama lagi ke Tanjungan,
terang bulan,
terlihat ribuan lele,
tidak seperti biasa, tidak terhitung
di bawah papan penyeberangan yang sudah lapuk
membuat kaget dan terhenyak
dari mana lele sebanyak ini, tiba-tiba?
Saya masih bisa ingat
ketika setiap hari Rabu
terang bulan,
terlihat ribuan lele,
tidak seperti biasa, tidak terhitung
di bawah papan penyeberangan yang sudah lapuk
membuat kaget dan terhenyak
dari mana lele sebanyak ini, tiba-tiba?
Saya masih bisa ingat
ketika setiap hari Rabu
mengurusi umat
hendak baptisan, pernikahan
Engkau berangkat naik sepeda besar
Engkau berangkat naik sepeda besar
pulang dengan menggiringnya dengan tangan
melepas ikatan sebuah kado dari boncengan
roti marie
Saya masih bisa ingat
kita membaca majalah Hidup dan Menjemaat
bersama-sama
Saya masih bisa ingat
roti marie
Saya masih bisa ingat
kita membaca majalah Hidup dan Menjemaat
bersama-sama
Saya masih bisa ingat
ketika saya masih anak-anak
membaca buku besar bergambar
berisi peristiwa dalam Kitab Suci
tokoh-tokoh, nabi-nabi, orang saleh, santo-santa
Saya masih bisa ingat
Engkau,
membaca buku besar bergambar
berisi peristiwa dalam Kitab Suci
tokoh-tokoh, nabi-nabi, orang saleh, santo-santa
Saya masih bisa ingat
Engkau,
mengajar di sekolah
menyanyi dengan suara lantang dan khas
memulai belajar dengan lagu dan doa
Saya masih bisa ingat
setiap pulang dari perjalanan
berdoa mengucap syukur
Saya masih bisa ingat
ketika saya lebih kecil lagi
Engkau mengambil nasi
menggenggamnya membentuk kepalan
nasi menjadi hangat
menyanyi dengan suara lantang dan khas
memulai belajar dengan lagu dan doa
Saya masih bisa ingat
setiap pulang dari perjalanan
berdoa mengucap syukur
Saya masih bisa ingat
ketika saya lebih kecil lagi
Engkau mengambil nasi
menggenggamnya membentuk kepalan
nasi menjadi hangat
mewangi genggaman tanganmu
harum lengan dan jemarimu, terasa
menyuapiku
Saya masih ingat,
terlalu sering ayam kita tergilas mobil
tanpa pernah ada kata kesal
harum lengan dan jemarimu, terasa
menyuapiku
Saya masih ingat,
terlalu sering ayam kita tergilas mobil
tanpa pernah ada kata kesal
jika ayam masih segar
kita santap jadi lauk
dengan gembira
Saya bisa ingat
ketika ujian triwulan atau semester,
saya ingat lagi, setiap ujian
sebelum berangkat ke sekolah,
kami makan telur ayam kampung bulat
terasa kepercayaan diri, semangat, spirit
mengangkat jiwa
Teringat kembali
kita berempat, membawa sipanganon
mau mengunjungi Bapa Tua sakit di Bonandolok
naik boat, mulai malam dari Sitanggang Bau
hujan deras, gelap gulita
boat kehabisan minyak
terombang-ambing
dalam remang kegelapan
ombak sudah di atas boat
bagai menenggelamkan semua
penumpang wanita berteriak macam-macam
teriak memanggil-manggil sebuah nama
nama seorang perempuan 'penjaga' Danau Toba
Engkau mengajak kami berdoa
tidak lama
boat terhenti di suatu daratan
di suatu pulau
dalam gulita tidak tahu berada di daratan mana
dingin, menunggu pagi
terdampar di Pulau Tulas
dalam dingin dan lapar
kita jadinya menyantap sipanganon
sebuah kebijaksanaan tentang menjaga kehidupan
Saya akan selalu terkenang
ketika baru tabrakan di Pematang Siantar,
ketika kakak, ingin tidak memberi tahu
agar hatimu tenang
tapi
saat itu di Saribu Dolok
saya dengan lengan terkekang
menahan gerakan agar tidak terasa sakit:
Ro do Hamu
manopot ahu
mamboan sipanganon
mambahen
las ni roha
pos ni roha
mangarumatondii
mambahen tangiang
manangianghon
memboan angka na uli
manuanhon angka na denggan
na gabe mangaramoti ahu
na so tarasom
Pasu-pasu na sian Tuhanta i
pasu-pasu na sian Hamuna
Natua-tua niba
Engkau selalu menyucikan orang-orang
memperbaiki segala sesuatu
menyembunyikan kekurangan
menyimpan segala sesuatu yang buruk
dari orang lain,
dari masa lalu,
untuk dihiasi dengan maaf
Engkau menguduskan jiwa-jiwa
Kala saya ingat
kehidupanmu waktu kecil
menanggung penderitaan
sejoli orangtua yang meninggal dengan amat cepat
sebagai anak pertama
mengemban tanggung jawab
anak muda yang menjadi orangtua
menjadi ayah, menjadi ibu
bagi tiga orang adik
menjadi orangtua tiga orang anak
Engkau menguduskan jiwa-jiwa
Kala saya ingat
kehidupanmu waktu kecil
menanggung penderitaan
sejoli orangtua yang meninggal dengan amat cepat
sebagai anak pertama
mengemban tanggung jawab
anak muda yang menjadi orangtua
menjadi ayah, menjadi ibu
bagi tiga orang adik
menjadi orangtua tiga orang anak
tugas perutusan keluarga
tidak terputus
tidak tanggung-tanggung
semasa hidup
sampai akhir hayatmu
Kala saya ingat lagi
cerita hidup beliamu, perjuangan hebat
hidup pahit getir
Cerita tanpa keluhan
Cerita dengan rasa 'benget'
Cerita dengan rasa 'humor'
Cerita dengan nuansa 'hikmat'
Selalu saya ingat,
doamu bagiku
Selalu saya ingat,
ungkapan dan pikiran yang baik
Kala saya ingat lagi
cerita hidup beliamu, perjuangan hebat
hidup pahit getir
Cerita tanpa keluhan
Cerita dengan rasa 'benget'
Cerita dengan rasa 'humor'
Cerita dengan nuansa 'hikmat'
Selalu saya ingat,
doamu bagiku
Selalu saya ingat,
ungkapan dan pikiran yang baik
hati yang mendoakan
terhadap semua orang
iya, semua orang
terhadap semua orang
iya, semua orang
Saya masih bisa ingat
tulisan tangan
di banyak bukumu
di dinding kamar
peristiwa lengkap dengan penanggalannya
kapan ATS si (salah seorang anakmu)
kapan menanam cengkeh
kapan menanam jeruk
menjadi grafiti
Saya masih ingat,
ketika pertama sekali berkarya di Kabanjahe,
pulang ke rumah tiba malam
Pesanmu, "Pulanglah setiap bulan!"
Ketika berkarya di Sidikalang,
"Pulanglah setidaknya sekali sebulan!"
Saya pun pulang ke rumah
empat minggu paling lama
saya selalu kembali ke rumah
melihat hudon dohot balanga
Saya pun pulang ke rumah
empat minggu paling lama
saya selalu kembali ke rumah
melihat hudon dohot balanga
yang sudah hitam
barang-barang lama
sudah ditutupi debu
selalu mengundang rindu
Saya masih ingat
ketika tiba di rumah, malam
di dapur tersedi nasi berbentuk bubur
teringat olehmu pembawaanku,
yang tidak gemar makanan lunak
dengan ingatan cepat
dengan tindakan cekatan
Engkau memasak nasi lagi,
khusus buatku
Masa tuamu,
kita bisa bercerita sepanjang hari
berbagi kisah dan pengalaman
Masa tuamu,
kita bisa bercerita sepanjang hari
berbagi kisah dan pengalaman
kisah beternak ikan mas
berkerambah
kisah pernah mencoba bercocok tanam
cengkeh, jeruk manis, vanila, petai cina
Kisah berjalan kaki dari Pangururan ke Tiga Lingga
mencoba jalan hidup lebih baik
Kisah berjalan kaki dari Pangururan ke Tiga Lingga
mencoba jalan hidup lebih baik
terbayang dalam benakku,
berapa lama hari melalui perjalanan
apa yang harus disantap menyambung hidup
dan saat itu,
Engkau bukan lagi lajang
mengayomi adik-adik dan anak-anakmu
Saya selalu ingat
Kisah dan harapanmu
Kisah dan imanmu
Kisah dan Aksi kasihmu
Saya masih bisa ingat
Minggu sore sampai malam sebulan sekali,
terakhir dua kali sebulan Credit Union (CU)
menjinjing tas berisi uang simpan pinjam
membantu manusia Tanjung Bunga
karena CU inilah
Engkau jadi tidak bisa mengunjungi kami, para anakmu
terlalu lama
harus kembali lagi, CU
terberkatilah jiwa-jiwa
terberkatilah...
Dari ceritamu
dari kisah para orangtua
dari para suri tauladan
disiplin tepat waktu acara adat dan budaya
disiplin tepat waktu acara adat dan budaya
teristimewa Gereja
disiplin mengajar anak-anak
mendampingi orang-orang
membimbing keluarga-keluarga
disiplin mengajar anak-anak
mendampingi orang-orang
membimbing keluarga-keluarga
menuntun banyak manusia
Lagi,
selalu saya ingat
doamu bagiku
Orang-orang tua menyapamu
"Guru!"
Orang-orang tua menyapamu
"Guru!"
mungkin lebih daripada orangtua,
begitu banyak orang,
Engkau memang seorang Guru
Guru bagiku,
Bapa bagiku
---
teriring doa...
---
dalam doaku,
kukutip syair
A Forgiving Father
by Raymond A. Foss
A parable of brothers
a story of our father
a love maintained, given
even when we act like he is dead to us
holding hope, open arms,
for the one who was lost
so precious in the finding
the returning home,
repenting, calling him father
once more,
with open arms
He is ready
waiting for each and every one
each precious in his sight
a loved child
to hold
---
2 comments:
Walau aku mengenal amang hanya hitungan hari, tapi Tuhan mengizinkan amang hadir dalam kehidupanku pasti ada tujuannya.
Andai kehidupan ini adalah sebuah arena pertandingan dan anak-anak adalah pemainnya, maka orangtua adalah suporter yang terutama itulah yang kulihat dalam diri amang.
Kita semua berhasil dalam berkeluarga karena peran beliau dan dukungan beliau.
Faktor terpenting keberhasilan kita dalm berkeluarga di tengah segala keterbatasan adalah dukungan beliau
Hal serupa juga terjadi dalam kehidupan rohani kita. Penghayatan iman beliau yang tercermin dalam sikap hidup sehari-hari, sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan rohani kita
Walaupun pahompunya Lovian tidak sempat bertatap muka dengan oppungnya doli, tapi kami percaya bahwa pengalaman itu akan kami tanamkan dalam dirinya dan Itu semua sebagai warisan terutama dan termahal.
Salam dari Ludo, Suryani & Lovian
#Suryani Juniati Sinaga:
Mauliate,
Sahatma tabe tu Lovian dohot keluarga, nang na di Jakarta pe.
Post a Comment