April 23, 2009

Gelap dan Terang dan Cerita Mistik Yahudi

Entahlah karena apa, terlalu sering kalau mengingat Kartini, lalu yang kita ingat berikutnya adalah kebaya. Apa sebetulnya perjuangan Kartini? Siapa sebenarnya ibu kita ini? Perlu kita pelajari lebih baik lagi dengan sungguh-sungguh.

Saya mengetahui Kartini dari perjuangannya, itu pun samar-samar. Surat-suratnya 'Habis Gelap Terbitlah Terang' pun belum pernah saya baca dengan serius.

Tapi saya tertarik melihat para gadis atau ibu-ibu kita mengenang Kartini dengan memakai kebaya, bahkan ada yang lomba memakai kebaya. Kalau saya ingat semangat perjuangannya, saya kira, kalau bisa, bahkan mungkin Kartini pun akan menentang memakai kebaya. Mengapa? Karena dengan memakai kebaya, maka pergerakannya akan terbatas, tidak bisa bergerak dengan leluasa dan bebas.

Kembali ke Terang dan Gelap. Ini adalah simbol atau metafora. Karena simbol dan metafora ini cukup menarik, kita perlu dapat membedakan mana yang gelap dan mana terang. Untuk membedakan gelap dan terang ini, saya teringat akan cerita mistik Yahudi:

Seorang rabbi bertanya kepada murid-muridnya,
"Kapankah, di waktu fajar orang dapat memisahkan terang dari gelap?"
Seorang muridnya menjawab,"Ketika saya bisa memisahkan seekor kambing dari keledai."
"Tidak," jawab rabbi itu.
Yang lain berkata, "Ketika saya bisa membedakan sebatang pohon palma dari pohon ara."
"Bukan," kata rabbi itu pula.
"Nah, jika begitu apa jawabnya?" Murid-muridnya mendesaknya.
Kata rabbi itu,"Barulah ketika kamu memandang wajah setiap lelaki dan wajah setiap perempuan, dan kamu melihatnya sebagai saudaramu laki-laki dan saudaramu perempuan. Barulah saat itu kamu melihat Cahaya. Di luar itu, adalah kegelapan."

No comments: