May 19, 2009

Saat-saat Terakhir Itu

Catatan Sepakbola

Karena saya lama bermain sepakbola betulan (maksudnya bukan hanya olahraga demi hiburan belaka) maka saya bisa merasakan ketegangan dan kebingungan menit-menit terakhir pertandingan sepakbola.

Menit-menit terakhir begitu membingungkan dan menegangkan malah kadang membuat frustrasi pemain, terjadi jika skor pertandingan itulah yang menentukan hasil berikutnya: gagal atau melaju.

Tulisan ini terinpirasi setelah menonton pertandingan semifinal kedua liga champions antara Chelsea v. Barcelona.

Dengan sistem 'gol tandang' maka hasil 0 - 0 bahkan misalnya unggul sementara 1 - 0, sebelum peluit wasit menghentikan pertandingan berakhir, maka para pemain Chelsea akan mengalami keletihan karena diserbu terus, dan akan kehilangan konsentrasi.

Gol tandang bisa berarti 1 gol sama nilainya dengan 2 gol. Gol tandang berarti gol yang diciptakan ketika lawan yang menjadi tuan rumah.

Pertandingan Chelsea v. Barcelona merupakan suguhan yang menarik, atraktif, dan menegangkan sepanjang pertandingan. Ketika menit-menit awal, Michael Essien (Prancis) membuat gol yang sangat indah dengan tendangan first time, saat itulah sepertinya para pemain Chelsea sudah merasa di atas angin.

Chelsea akan mengendalikan permainan, dalam pengertian bisa mengendalikan bola akan digiring ke mana mereka mau. Asumsinya, jika kondisi unggul ini tetap berlanjut sampai akhir pertandingan, maka Chelsea-lah yang lolos.

Tapi akan selalu terjadi dalam sepakbola, para pemain juga akan cepat lupa kondisi yang sebenarnya. Dan kondisi yang paling membingungkan terjadi pada menit-menit akhir pertandingan.

UEFA melaporkan pertandingan itu tidak berlangsung 90 menit, tapi 48 menit ditambah 53 menit, jadi total waktu pertandingan adalah 101 menit. Pertambahan waktu babak kedua adalah 8 menit. Ini benar-benar waktu yang cukup lama bagi pemain menjadi saat yang membingungkan, keletihan, kehilangan konsentrasi, frustrasi bahkan mungkin stres.

Ironi Sepakbola

Sampai habis waktu normal, 90 menit, bahkan sebetulnya tambah waktu 3 menit bonus babak pertama, Chelsea bermain dengan wajah gembira walaupun kadang-kadang tertekan. Dengan waktu yang lama ini pula, maka Barcelona-lah yang mengalami kepanikan ketika tertinggal 1 gol.

Ironi terjadi ketika Barcelona membuat gol yang 'ajaib' pada pertambahan 3 menit babak kedua oleh Adres Iniesta. Itu ironi pertama. Yang membuat pertandingan itu menjadi benar-benar ironi, adalah karean Barcelona tinggal 10 pemain mulai menit ke-66 setelah Eric Abidal dikeluarkan wasit. Barcelona menjadi gegap gempita, dan sebaliknya Chelsea menjadi panik, dan mungkin mulai putus asa, setelah gol yang menyamakan kedudukan menjadi 1 -1.

Didier Drogba

Setelah pertandingan berakhir, Drogba melakukan protes yang sangat menekan wasit. Memang pertandingan itu selalu ada kelemahan di sisi wasit. Wasit mungkin tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi dalam pertandingan tadi pagi, lebih banyak wasit tidak melakukan keputusan yang berani. Karena wasit melihat kondisi hands ball lebih daripada satu kali. Tapi sepertinya tidak ada nuansa wasit memihak kepada satu tim, atau berniat membela satu tim.

Walaupun sebenarnya ada satu peluang hampir pasti gol, ketika Drogba sudah berhasil mengecoh pemain belakang Barcelona dan tinggal berhadapan dengan kiper Barcelona. Jadi kalau kita berdiskusi dengan para pemain Chelsea, sepertinya yang paling besar penyesalannya adalah Drogba ini, dan mungkin itulah yang menjadikan dia mendapat kartu kuning, karena protes keras terhadap wasit, walaupun pertandingan sudah berakhir.

Kita harus berterima kasih kepada para pemain yang menampilkan dan menyuguhkan permainan sepakbola tetap hidup. Yang membuat permainan sepakbola tetap menjadi hiburan, menggembirakan, dan mungkin sedikit menegangkan.

Sekali lagi kita harus berterima kasih kepada para penampil dan penyuguh itu, terutama kepada Xavi Hernandez, Michael Essien, Andres Iniesta, Frank Lampard, Lionel Messi, Florent Malouda, Gerard Pique, Yaya Toure, dan Jose Bosingwa.

No comments: