July 28, 2009

Apakah Rakyat Penting?

Lagi, beberapa hari ini, cukup banyak teman-teman yang mengajak diskusi tentang pemilihan presiden dan wakil presiden (wapres).

Saya biasanya hanya mendengar saja, pendapat-pendapat, dan opini mereka tentang pasangan capres dan cawapres. Ada juga beberapa pertanyaan penting dari mereka mereka sampaikan. Saya sebenarnya tidak pernah percaya dengan apa yang dijanjikan oleh para capres dan cawapres itu. Karena saya tidak percaya dengan janji-janji, jadi tidak ada yang perlu dibahas tentang itu.

Tulisan ini juga bukan untuk menjawab para sahabat itu. Tulisan ini adalah semacam permenungan dan pemikiran dalam diri saya sendiri.

Apakah Rakyat Penting?

Ketika di televisi dan koran-koran diberitakan para capres yang pergi ke suatu tempat, apakah itu pasar, teminal, pangkalan ojek, juga penjual makanan-makanan, ditampilkan para capres itu ramah, bersahabat, menyapa orang-orang di sana. Para capres ingin menunjukkan mereka dekat dengan rakyat, mereka peduli dengan rakyat.

Lalu muncul pertanyaan penting. Mengapa ketika mau pemilihan presiden dan capres saja mereka menunjukkan bahwa mereka dekat dengan rakyat? Jadi kita bisa menduga apa yang penting bagi capres bukan? Rakyat atau yang lain?

Jadi saat-saat sekarang hanyalah musim mengingat rakyat. Setelah pemilu, mungkin rakyat dilupakan, 'tidak dianggap', bahkan dikhianati.

Siapa Wakil Rakyat?

Harus kita sadari bersama, bahwa renungan ini bukan kebencian kepada para wakil rakyat. Bukan juga suudzon. Justeru karena wakil rakyat ini penting, bahkan salah satu yang paling menentukan dalam hidup bersama dalam negara yang namanya Indonesia, maka kita harus aware, concern, dan serius tentang ini. Karena pengertian lain wakil rakyat adalah kita sendiri yang terwakilkan.

Wakil rakyat yang kita maksud bukan hanya DPRD, DPR, DPD, tapi juga bupati, gubernur, presiden, dan para wakilnya. Pokoknya, semua yang dipilih rakyat lewat pemilu adalah wakil rakyat, walaupun secara tanggung jawab, lebih khusus parlemen.

Rakyat Indonesia adalah siapa saja yang menjadi warga Indonesia. DPRD, DPR, dan presiden juga rakyat. Tetapi ketika mereka sudah menjadi 'wakil rakyat', maka sudah sepantasnya mereka tidak boleh hanya mewakili suaranya sendiri atau kepentingannya sendiri, atau kepentingan fraksinya sendiri, atau kepentingan komisinya sendiri, atau kepentingan partainya sendiri, atau kepentingan golongannya sendiri.

Tentang Partai

Sekali lagi, kita harus memperjelas posisi kita tentang dan dalam partai ini. Dalam sistem kita sekarang ini, lewat partailah seseorang menjadi wakil rakyat, kecuali DPD. Jadi partai merupakan jalan, bukan tujuan. Tujuannya adalah seperti biasa digembar-gemborkan oleh para politisi terutama saat kampanye.

Kita sudah melihat, setelah pemilu legislatif, suara-suara rakyat, seolah-olah bisa 'dipermainkan' oleh partai. Bagaimana misalnya seorang pendukung PDIP tapi tidak mau mendukung Gerindra? Padahal setelah pemilu legislatif, kedua partai itu malah bekerja sama dan 'bersatu'? Begitu juga dengan misalnya pendukung Golkar, tapi menolak Hanura?

Jadi, kita tidak perlu 'menggilai' atau 'maniak' dengan partai tertentu. Bolehlah kita simpatisan atau fans atau pendukung partai tertentu, karena jargon-jargon atau hal-hal lain yang menarik bagi kita. Tapi sudah bisa dilihat, sekarang partai A melakukan X, kemudian hari atau suatu saat bisa berkhianat dengan perjuangan atau tujuan-tujuan mulianya. Jadi kita harus mengingat yang utamanya: rakyat, negara dan bangsa Indonesia. Bukan partai.

Jika partai itu sedikit saja atau mulai menyimpang dari tujuan: demi kemakmuran, kemaslahatan, ketenangan, kemajuan, kedamaian SELURUH rakyat Indonesia -- jangan ragu, tinggalkan saja partai itu!

Usulan Tentang Wakil Rakyat

Sekarang kita lihat misalnya untuk presiden dan wakil presiden, yang diuji adalah kesehatannya. Ada yang perlu lagi, yakni 'uji kewarasan'. Ini sangat penting. Lagi, harus diuji, seperti 'apa' dia selama misalnya selama 10 tahun terakhir. Apa yang dilakukan, apa yang diperjuangkan, apa yang dipikirkan selama 10 tahun terakhir ini.

Jadi dengan cara yang masih minim ini saja kita barangkali bisa menemukan para negarawan.

Yang menjadi hal penting adalah untuk bisa melihat ini sangat diperlukan rakyat yang semakin terdidik, cerdas, rasional, dan kritis.

Dan inilah yang kita impikan. Saya mencobanya, sedikit saja dengan menuliskan ini.

No comments: