
Selama beberapa hari ini, saya terpikir dengan sebuah pertanyaan yang menarik. Pertanyaan itu bagi berbagai orang bisa semacam tebak-tebakan, lelucon, atau hal yang sangat serius dan penting.
Pertanyaannya sangat sederhana, tapi kalau direnungkan lebih jauh, bisa bermakna dalam, "Kalau Anda terdampar di pulau terpencil dan hanya bisa memiliki satu buku, buku apa yang Anda pilih?"
Seperti awal tadi, bisa saja jawabannya bernada tebak-tebakan, lelucon, atau serius. Tapi cobalah apa saja, yang penting jawaban yang sebenarnya.
Teringat lagi, beberapa waktu lalu, saya mendampingi empat puluh delapan orang kaum muda dalam suatu acara. Ketika itu yang menjadi bahasan dan sharing adalah tentang hidup atau kehidupan.
Kertas kecil dibagi kepada keempat puluh delapan orang sebagai tempat menulis jawaban pertanyaan tadi.
Sangat menarik. Semua jawaban bernada kitab suci. Ada yang menjawab Al-Qur'an; ada yang menjawab Al-Qur'an dan Hadist, ada yang menjawab Alkitab, ada yang menjawab Injil. Yang pasti semua menjawab mengarah kepada kitab suci.
Sebelumnya, apa jawaban Anda?
Saya sendiri tidak tahu jawaban Anda. Mungkin sama dengan kaum muda tadi, mungkin yang lain.
Kalau kita renungkan jawaban-jawaban tadi memang sepertinya jawaban agung. Tapi kalau kita renungkan lebih dalam, jawaban itu bisa menjadi permenungan yang lebih menarik.
Sepertinya jawaban itu, bisa semacam pelarian atau sejenisnya. Langsung mengarah ke akhirat atau yang mirip seperti itu. Atau juga menanti-nanti pertolongan yang belum jelas yang akan datang.
Dengan jawaban dalam kasus seperti itu, kita sepertinya terjebak di 'pulau diri saya'.
Pertanyaan itu pernah diajukan kepada G. K. Chesterton (29 May 1874 – 14 June 1936). Chesterton adalah penulis terkenal Inggris abad ke-20. Chesterton menulis berbagai hal mulai dari jurnalisme, essay, filsafat, syair, biografi, fantasi, dan fiksi detektif.
Chesterton terkenal dengan orang yang terbiasa bergembira, dengan tulisan-tulisan yang sering bernada humor.
Ketika kepadanya diajukan pertanyaan tadi, dengan cepat Chesterton menjawab dia memerlukan satu buku saja, yakni “Thomas’ Guide to Practical Shipbuilding."
:-)
Pertanyaannya sangat sederhana, tapi kalau direnungkan lebih jauh, bisa bermakna dalam, "Kalau Anda terdampar di pulau terpencil dan hanya bisa memiliki satu buku, buku apa yang Anda pilih?"
Seperti awal tadi, bisa saja jawabannya bernada tebak-tebakan, lelucon, atau serius. Tapi cobalah apa saja, yang penting jawaban yang sebenarnya.
Teringat lagi, beberapa waktu lalu, saya mendampingi empat puluh delapan orang kaum muda dalam suatu acara. Ketika itu yang menjadi bahasan dan sharing adalah tentang hidup atau kehidupan.
Kertas kecil dibagi kepada keempat puluh delapan orang sebagai tempat menulis jawaban pertanyaan tadi.
Sangat menarik. Semua jawaban bernada kitab suci. Ada yang menjawab Al-Qur'an; ada yang menjawab Al-Qur'an dan Hadist, ada yang menjawab Alkitab, ada yang menjawab Injil. Yang pasti semua menjawab mengarah kepada kitab suci.
Sebelumnya, apa jawaban Anda?
Saya sendiri tidak tahu jawaban Anda. Mungkin sama dengan kaum muda tadi, mungkin yang lain.
Kalau kita renungkan jawaban-jawaban tadi memang sepertinya jawaban agung. Tapi kalau kita renungkan lebih dalam, jawaban itu bisa menjadi permenungan yang lebih menarik.
Sepertinya jawaban itu, bisa semacam pelarian atau sejenisnya. Langsung mengarah ke akhirat atau yang mirip seperti itu. Atau juga menanti-nanti pertolongan yang belum jelas yang akan datang.
Dengan jawaban dalam kasus seperti itu, kita sepertinya terjebak di 'pulau diri saya'.
Pertanyaan itu pernah diajukan kepada G. K. Chesterton (29 May 1874 – 14 June 1936). Chesterton adalah penulis terkenal Inggris abad ke-20. Chesterton menulis berbagai hal mulai dari jurnalisme, essay, filsafat, syair, biografi, fantasi, dan fiksi detektif.
Chesterton terkenal dengan orang yang terbiasa bergembira, dengan tulisan-tulisan yang sering bernada humor.
Ketika kepadanya diajukan pertanyaan tadi, dengan cepat Chesterton menjawab dia memerlukan satu buku saja, yakni “Thomas’ Guide to Practical Shipbuilding."
:-)
No comments:
Post a Comment