"Aku sendirilah surga sekaligus neraka."
~ Omar Khayyam (1048 - 1123 SM), penyair dan filsuf Persia
~ Omar Khayyam (1048 - 1123 SM), penyair dan filsuf Persia

Beberapa minggu belakangan ini, selalu ada ajakan untuk (sedikit) berbuat yang baik. Kalaulah tidak mampu melakukan aksi yang baik, ya setidaknya memikirkan atau merenungkan sesuatu yang baik.
Untuk menjadi baik, dipastikan itu sangat sulit, tapi dengan pikiran dan tindakan yang terus-menerus diusahakan dengan penuh kesadaran, maka sepertinya kehidupan ini juga akan semakin baik, tentu lagi, dengan semakin banyak orang yang melakukannya. Diperlukan perjuangan yang terus-menerus.
Masih relevan, teringat akan sebuah cerita dari salah satu suku Indian, Cherokee. Saya ingat, ketika anak-anak, bahwa orang-orang Cherokee memiliki tipikal sungguh-sungguh dengan selalu menanamkan moto dalam batinnya tentang semangat, tentang spirit. Selain itu, ada sesuatu yang berhubungan dengan nilai, yakni tradisi dan keyakinan. Orang Cherokee diketahui sangat mengajarkan keyakinan diri dan kekuatan tradisi, kekuatan (prinsip) sendiri. Keyakinan untuk mempertahankan dan memperjuangkan negerinya dan bangsanya.
Will Rogers seorang humoris yang bukan seorang Cherokee membuat satu ungkapan, "I am a Cherokee and it's the proudest little possession I ever hope to have."
Wilma Mankiller, yang lahir 1945, wanita pertama yang menjadi Kepala Suku Cherokee, mengatakan sesuatu yang menginspirasi banyak orang, “One of the things my parents taught me, and I'll always be grateful as a gift, is to not ever let anybody else define me; that for me to define myself . . . and I think that helped me a lot in assuming a leadership position.”.
Mankiller juga mengatakan“Individually and collectively, Cherokee people possess an extraordinary ability to face down adversity and continue moving forward.”. Walaupun nama tidak perlu harus memiliki arti, tapi bagi Indian Cherokee, nama itu sangat menentukan. Kita perhatikan nama belakang Wilma, Mankiller.
:-)
Ini cerita dari suku Cherokee mengenai tetua suku yang sedang mengajarkan kehidupan kepada cucu lelakinya.
"Sebuah pertempuran terjadi di dalam diriku," kata tetua kepada cucunya. "Itu adalah pertempuran yang kejam antara dua ekor serigala."
Tetua menyambung, "Yang satu jahat - ia adalah kemarahan, iri hati, sakit hati, penyesalan, keserakahan, kesombongan, selalu merasa bersalah, mudah tersinggung, merasa rendah diri, kebohongan, harga diri yang salah, merasa hebat, dan egois.
Yang lain baik - ia adalah kebahagiaan, damai, cinta, harapan, ketenteraman, kerendahan hati, kebaikan, kebajikan, empati, kemurahan hati, perhatian, dan kepercayaan.
Pertempuran yang sama juga terjadi dalam dirimu dan di dalam diri setiap orang lain juga."
Sang cucu memikirkan hal itu selama beberapa saat dan kemudian bertanya kepada kakeknya,
"Serigala mana yang akan menang?"
Tetua suku Cherokee hanya menjawab,
"Yang kauberi makan."
