Beberapa hari dalam bulan November dan Desember ini, saya melihat acara atau perayaan Natal yang beragam.
Tentu saya pilih kata 'melihat' karena memang ada kegiatan itu yang saya diundang, ada juga yang ikut terlibat, ada juga ikut merumuskan beberapa acaranya, ada juga yang memang ikut melihat bukan karena ada tambahan menyanyi, atau menari atau hiburan lain.
Jadi jika acaranya hanya sebagai penggembira atau penikmat, maka itulah saat yang baik untuk mengamati, untuk menggembirakan.
Kadang saya terpikir, bahwa banyak acara itu, sudah tinggal atau hanya acara atau perayaan saja, dengan kehilangan esensinya.
Pernah suatu kali acara dibuat meriah tapi sudah kehilangan makna Natal itu sendiri. Acaranya hampir selalu menyanyi dengan beberapa orang menyanyi di panggung dan satu orang pemimpinnya. Menyanyinya sangat keras, dan volume dari sound system sudah sangat membuat telinga sakit.
Lalu terlalu sering nyanyian itu diiringi atau diakhiri dengan teriakan yang tidak terlalu jelas maksud dan tujuannya.
1 comment:
begitupun di acara2 perayaan islam yang saya jalani, esensi "WHY"? sudah tidak di singgung...
Post a Comment