March 31, 2010

Mengapa Hanya Segelintir Orang Yahudi Dipenjara?

"Ada orang-orang yang membuat setiap orang merasa kecil, tetapi orang besar adalah orang yang membuat setiap orang merasa besar."



~ G. K. Chesterton (1874 – 1936), penulis berpengaruh Inggris

* * *
Baru-baru ini saya terinpirasi dari hal-hal yang tidak terpikirkan sebelumnya. Pertanyaannya bukanlah, "Mengapa orang Yahudi banyak menjadi akademisi di universitas?" atau "Mengapa orang Yahudi banyak bahkan sangat banyak yang meraih Hadiah Nobel dan Pulitzer?" atau "Mengapa orang Yahudi banyak yang memiliki studio Hollywood dan bisnis lainnnya?"

Mungkin ada yang mengaitkan keberhasilah orang Yahudi dengan ras dan genetika. Mungkin ada yang mengaitkannya dengan tulisan-tulisan di kitab suci. Mungkin ada yang mengatakan istilah sebagai bangsa pilihan. Hal-hal misalnya seperti yang ironi dan tragedi sudah dialami kaum itu. Pengejaran, pejajahan, pengusiran, penganiayaan, bahkan pemusnahan. Walaupun sepertinya tidak ada ras tertentu yang lebih unggul daripada ras lain. Sepertinya karena hal lain yang membuat suatu kaum atau bangsa menjadi unggul. Semua manusia adalah pilihan. Semua ras adalah hebat.
:-)
* * *

Tapi terlepas dari itu semua ada hal yang selalu menarik kita amati dari kebiasaan orang Yahudi. Kita tidak membahas Yahudi sebagai bangsa yang mungkin dibenci oleh seseorang atau sangat dicintai oleh orang lain, karena tindak-tanduk atau ideologinya. Bangsa Yahudi melakukan hal-hal yang sangat tidak pantas kepada bangsa-bangsa tetangganya. Di lain sisi, ilmuwan Yahudi pun menemukan hal-hal yang menyelamatkan umat manusia dari berbagai penyakit, orang Yahudi juga banyak menghasilkan teknologi, pemikiran, dan budaya yang mengubah peradaban bangsa umat manusia.

Kita ingin menampilkan sesuatu yang bisa kita petik dari mana saja demi kebaikan umat manusia. Kebaikan dan keunggulan dari mana saja, dari kaum apa saja. Salah satunya adalah tentang konsentrasi. Orang Yahudi terkenal dengan belajar atau mengerjakan sesuatu dengan konsentrasi tinggi bahkan kemampuan untuk intensitas waktu yang sangat lama.

Tentang konsentrasi ini pun perlu sepertinya pemikiran menarik. Tapi ada satu hal yang lebih menarik. Inilah yang di awal tadi, yang 'tidak terpikirkan sebelumnya." Apakah itu? Kita mulai dari perkataan Peter M. Lord dalam bukunya Bless and Be Blessed, mengutip pernyataan seorang mantan pemain sepakbola profesional, Bill Glass, "Dalam satu tahun ada 60.000 narapidana di penjara-penjara di Florida, dan dari semua itu, hanya 13 orang Yahudi."

Dan Bill Glass mengaitkan persentase yang sangat kecil itu dibandingkan populasi Yahudi di Florida yang cukup besar dengan kebiasaan para orangtua Yahudi menyediakan waktu untuk memberkati anak-anak mereka secara verbal dan teratur.

Itulah, "Memberkati." Dan sering berkat itu adalah kata-kata. Iya, kata-kata yang luar biasa. Kata-kata yang berkuasa.

Tentang "Memberkati" ini sangat menarik. Ini mungkin sering lebih daripada sekadar doa. Dalam pengungkapan Peter Lord, disampaikan bahwa seorang pendeta yang sangat terpukul karena dipecat. Pendeta itu merasa tertekan dan kesepian. Bahkan para rohaniwan sejawatnya menjauhkan dia dan membuatnya merasa tersingkir.

Namun beberapa hari berikutnya, seorang sahabatnya, seorang rabi datang berkunjung untuk menyatakan turut bersedih dengan peristiwa yang dialami sang pendeta. Rabi itu berkata tidak biasa dan mungkin sangat jarang dilakukan oleh seorang rohaniwan, "Saya ingin melakukan lebih daripada sekadar menyatakan turut berduka," kata rabi itu. "Saya datang untuk memberkati Anda."

Kalau kita mengalami yang seperti ini, apa yang kita rasakan? Sepertinya bukan hanya melegakan tapi seperti ada cerobong atau ruang yang sangat indah yang mengarahkan atau menampilkan sesuatu yang isinya semua sukacita.

Di penghujung cerita, saya sangat tersentuh dengan sebuah cerita yang sangat indah.

"Andor Foldes adalah seorang pianis berbakat, padahal usianya baru 16 tahun. Emil von Sauer, salah seorang pianis terbesar pada zamannya, yang adalah murid terakhir yang masih hidup dari Franz Liszt, datang ke Budapest. Ia meminta Foldes bermain untuk dia. Pianis belia itu ditugasi memainkan bagian yang paling sulit dari karya Bach, Beethoven, dan Schumann. Ketika selesai, von Sauer mencium dahinya, "Anakku," katanya, "ketika saya seumurmu saya menjadi murid Liszt. Ia mencium dahi saya sesudah pelajaran pertama saya sambil berkata, 'Jagalah baik-baik ciuman ini - ini ciuman dari Beethoven, yang memberikannya kepada saya sesudah mendengarkan saya bermain.' Sudah bertahun-tahun saya menanti untuk meneruskan warisan yang kudus ini."

No comments: