April 15, 2010

Mengenang Tragedi Tanjung Priok - Kepada Luka [oleh Syaiful Alim]

Kepada Luka


Tutuplah matamu


Mau kukecup lukamu.



Siapa yang tega melihat

Tubuhmu penuh sayat

Mayat-mayat yang dikerubungi lalat

Dekat kakimu memuntahkan bau busuk

Menusuk rahimmu yang sejuk.



Pisau-pisau risau

Menikam pualammu

Api menyala dari kepala

Membakar segala.



Anak-anakmu

Berteriak di jalan-jalan sesak

Menggenggam pisau dan kapak

Menggasak cagak-cagak air mata

Yang kau tegakkan berabad lama

Sementara polisi bagai polusi

Mencemari langit, menggemari jerit bumi.



Negeri ini ngeri!

Kami dilarang bernyanyi

Dibiarkan kami bermain dengan kelamin sepi

Mulut-mulut puisi dibekap

Dan para penyairnya disekap

Lalu siapa yang mendekap nyeri?



Penjahat-penjahat kelas kakap

Diberi izin melancong ke luar negeri

Dan naik haji

Sementara penjahit-penjahit kelas teri

Diinjak-injak harga diri mereka

Di negerinya sendiri

Negeri yang bagai pakaian

Yang membalut tubuh ringkih

Tertatih-tatih memunguti bebiji kancing baju

Peniti, jarum di pagi yang gelap

Matahari pun mulai enggan hinggap!



Elang-elang berhenti terbang

Mereka trauma dengan suara gelap: TANGKAP!

Berapa Ibu yang menangisi, menanti putra-putri mereka tak kunjung pulang.



Aku katakan cukup!



Cukup sudah

Luka-lukamu makin basah.



Kemarilah, kekasih

Tutuplah matamu

Mau kukecup lukamu.















Khartoum, Sudan, 2010

No comments: