July 29, 2010

Apa yang Bisa atau Harus Saya Tulis?

Saya sudah tidak menghitung lagi sahabat yang menanyakan pertanyaan tentang apa ide yang harus disampaikan dalam menulis. Tadi pagi, dua orang sahabat bertanya kepada saya, "Apa yang harus saya tulis?" Jawaban saya biasanya, "Apa saja."

Dia melanjutkan, "Jangan begitu dong, ini serius!" Jawaban saya, "Jawaban tadi sangat serius."

Apa saja bisa dituliskan. Seseorang bisa menuliskan perasaannya saat itu, angan-angannya, harapannya, cita-citanya, keluhannya, bahkan pemberontakannya kepada orang-orang atau lembaga atau siapa pun yang mebuat dia terbelenggu atau tidak bebas. Bahkan yang tidak ada pun bisa dituliskan.

Agar tidak menjadi aneh, bolehlah dituliskan hal paling disukai, seperti hobi, atau kegemaran atau ada satu hal yang ingin disampaikan. Walaupun mungkin tidak tiba pada hal yang ingin disampaikan, ya apa saja, yang bisa dituliskan. Bisa dimulai dari kegiatannya hari ini.

Mungkin hari ini sedang jatuh cinta, atau lagi kesal dengan seseorang di jalanan atau kepada orang-orang atau media yang mengatakan dan mengungkapkan agar video porno tidak disebar-sebarkan tapi orang atau media itu sendiri yang terus-menerus membahas dan menampilkan video porno.

Boleh juga menuliskan hal yang menginspirasi yang pernah didapat. Siapa tahu juga itu menginspirasi orang lain. Kalau tidak menginspirasi orang lain, ya menginspirasi diri sendiri. Kalau pun belum dapat menginspirasi diri sendiri, setidaknya sudah berhasil menuliskannya.

Boleh juga menuliskan apa saja isi hatinya. Nah, ini mungkin yang paling menarik, menulis isi hati. Tapi mungkin akan ada pertanyaan, "Isi hati saya banyak, tapi bagaimana menuliskannya?"

Kalau begitu pertanyaannya, sudah berbeda dengan pertanyaan pertama. Pertama mengenai apa yang bisa atau harus ditulis. Sedangkan yang terakhir adalah tentang bagaimana menulis.

Saya sudah membaca beberapa surat yang dituliskan oleh orang-orang yang belum pernah menuliskan sesuatu dengan tujuan lain, misalnya untuk dipublikasikan. Dia menuliskannya karena dia tidak bisa menyampaikannya dengan kata-kata, dan tidak sampai hati menyampaikannya kepada orang kepada siapa surat itu dituju.

Tapi itulah salah satu tulisan yang paling menyentuh dan menginspirasi yang pernah saya baca.

Jadi jawaban untuk pertanyaan tadi, tetaplah mirip, "Tulis saja seperti kata hatimu itu!"

:-)

Freakonomics Sepakbola

Pernahkah memperhatikan sepakbola dengan serius? Bagi orang yang tidak pernah bermain bola secara resmi, banyak hal tentang sepakbola yang tidak dapat dilakukan hanya dengan pengamatan, yakni pengalaman.

Bagi saya sepakbola adalah sebuah permainan yang penuh taktik, strategi, determinasi, kerjasama, dan tentu power. Tetapi walaupun begitu, sepakbola juga begitu indah, dan barangkali, olahraga yang paling lengkap untuk menggambarkan sebuah kehidupan manusia.

Sepakbola bisa mengharukan sekaligus menggembirakan. Sepakbola penuh dengan sensasi dan hal-hal yang justru dilarang, tapi sering menjadi hal yang terjadi di lapangan, dan anehnya, hal yang dilarang, malah disahkan! Seperti mengolah bola dengan tangan, menahan bola dengan tangan agar tidak terjadi gol, bahkan membuat gol dengan tangan. Sungguh ajaib! Di sepakbola, gol diciptakan dengan tangan. Apakah sepakbola mirip dengan bola tangan?

Tepat sebelum saya menuliskan catatan ini, beberapa orang menanyakan tentang sepakbola bagi kita. Memang ada yang memikirkan agar sepakbola menjadi prestasi nasional. Mungkin itu penting, tapi memang siapa yang mengelola persepakbolaan di negeri ini dengan serius?

Seperti seni yang banyak itu, musik, tarian, lukisan, novel, syair, patung, arsitektur, atau yang lain, agar tidak menjadi aneh, kita pastikan saja, bahwa sepakbola bagi kita adalah kegembiraan, hiburan, kalau mampu - menjadi makna hidup, atau kita tetapkan sebagai seni.

Siapa pemain bola idola? Sebaiknya gelar pemain terbaik, ditiadakan saja, karena dalam sepakbola permainan tidak individual, tapi kolektif. Penentuan dan pemilihan pemain terbaik adalah mencederai sepakbola itu sendiri sebagai tim. Lebih tepat sebagai tim terhebat atau terbaik saja.

Saya kira kita lebih tepat menggunakan pemain berpengaruh. Dalam pengertian berpengaruh kepada tim secara keseluruhan dengan semua keunggulan, keutamaan, nilai-nilai yang ada pada seseorang pemain yang menjadi tim itu menjadi terangkat atau semakin hebat.

Pada kedua finalis Piala Dunia 2010 kali, ini ada banyak pemain berpengaruh. Dan sungguh menarik, hampir semua penonton, bahkan wartawan olahraga, bahkan mungkin pengelola sepakbola itu sendiri, sering terkecoh dengan permainan satu tim di lapangan.

Untuk melihat pemain paling berpengaruh, orang-orang sering langsung mengarah kepada pencetak gol. Memang salah satu tujuan sepakbola adalah menciptakan gol, tapi di sanalah letak masalahnya, karena gol, lalu lupa bagaimana tim itu bermain secara keseluruhan.

Dalam mengamati dan menikmati setiap pertandingan yang berbobot, saya mengamati semua pemain, yang paling menonjol, dalam pengertian bukan menonjol karena menciptakan gol, tapi menonjol sebagai apa peran, fungsi, tanggung jawab utama di lapangan.

Sebagai contoh bahwa penonton sering terkecoh adalah tentang pemain bertahan - bek. Banyak orang menganggap pemain bertahan yang baik adalah yang sering menyerang dan sering di kotak penalti lawan, dan menciptakan gol. Ini sebenarnya pemikiran yang cukup aneh. Apa peran, fungsi, dan tanggung jawab utama seorang bek?

Dan secara tradisi dan kearifan sepakbola itu sendiri, hampir semua dan mungkin sudah menjadi umum, dalam sebuah tim sepakbola ketika bermain di lapangan lebih banyak bek daripada penyerang. Biasanya bek empat orang, sedangkan striker satu orang, atau dua orang, atau kalau pun tiga orang, dua sudah menjadi pemain sayap tidak menyerang murni. Jadi secara kebijaksanaan, bisa disebut sepakbola lebih bertahan daripada menyerang.

Adakah tim di piala dunia, ketika bermain di lapangan dengan sebelas orang, membuat formasi dengan dua bek dan empat penyerang? Tidak ada satu tim pun. Jadi para penonton tidak usah terlalu mengharapkan sepakbola menyerang bahkan menyerang total. Itu tidak akan terjadi dalam sepakbola!

Satu lagi tentang jumlah gol. Apakah jumlah gol, hal yang paling dipentingkan dalam sepakbola? Tentu tidak. Bagaimana kalau hasil skor sepakbola 20 - 20? Atau bahkan 100 - 100? Mungkin itu sudah lebih tepat skor untuk olahraga bola voli atau basket! Dan kalau gol yang terjadi sebanyak itu dalam sepakbola, maka siapa pun tidak akan menghormati lagi sepakbola.

Jadi sepakbola tidak mementingkan jumlah gol. Ada satu lagi alasannya, bahwa itu valid, yakni adanya aturan offside. Kalau jumlah gol bahkan sebanyak-banyaknya gol yang diharapkan dalam sepakbola maka aturan offside tidak perlu ada atau tidak ada.

Kembali kepada pemain berpengaruh dalam satu tim. Dalam tim finalis kali ini, banyak orang akan menyebut pemain paling berpengaruh bagi timnya adalah Wesley Sneijder di tim Belanda dan Xavi Hernández di tim Spanyol. Siapa pun itu, marilah kita lihat mereka sebagai pemain sepakbola yang bukan hanya menciptakan gol, tapi yang membuat bola mengalir, permainan berjalan, dan sepakbola hidup.

Untuk yang seperti itu, kita melihat ada pada diri Xavi Hernández. Mengapa? Kalau kita amati dengan cermat, Xavi bermain sangat atraktif dan pengendali lapangan tengah bahkan aliran bola bahkan boleh disebut roh tim Spanyol. Dari pengamatan sederhana, Xavi memiliki keunggulan yang sangat berpengaruh kepada tim bukan hanya di tim Barcelona juga Spanyol pada Piala Dunia 2010 kali ini.

Xavi tergolong:
1. Pemain dengan jarak terpanjang lari.
2. Pemain yang paling lama mengelola bola. Bukan karena sering menggocek atau bermain sendiri tapi justru karena dia dikirimi bola dan tentu mengirimnya kembali kepada rekan-rekannya satu tim.
3. Pemain dengan paling banyak umpan
4. Pemain dengan posisi yang hampir menginjak hampir semua bagian lapangan sepakbola
5. Pemain yang paling banyak melakukan passing
6. Pemain dengan melakukan passing ke hampir segala arah mata angin


Media Eropa sering menyebutnya sebagai maestro dan Spain-football.org mengatakan Xavi sebagai A Doctorate In Football.

NB:

Siapa pun Juara Dunia kali ini, Belanda atau Spanyol,
"Selamat datang juara baru!"

Kita sudah bosan dengan yang lama!
:-)

Sepakbola: Tragedi atau Keindahan?

Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, sudah menempatkan empat tim maju ke semifinal: Belanda, Uruguay, Jerman, dan Spanyol. Ada yang mengatakan sepakbola menampilkan keindahan. Ada yang mengatakan sepakbola seru karena banyak tragedi.

Semua penonton, ingin agar sepakbola menjadi indah. Saat bersamaan semua penonton akan menyesal dan kecewa jika tim yang bermain indah tidak memenangi pertandingan. Artinya, penonton mengalami kontradiksi dalam dirinya. Tidak ada hubungan bermain indah dengan kemenangan dalam sepakbola. Bahkan jika kemenangan yang dituntut, maka sepakbola indah bukan cara yang tepat.

Lalu, sepakbola untuk apa sebenarnya? Mungkin kalau hanya untuk main-main dan kegembiraan, maka keindahan mungkin sering dimunculkan. Tapi untuk ajan seperti Piala Dunia, apakah sepakbola untuk keindahan atau untuk kemenangan?

Secara pribadi saya penikmat sepakbola dan sebelumnya adalah pemain bola aktif. Maka saya tidak terlalu peduli siapa pun yang akan menjadi juara, dengan pengertian, saya tidak menjagokan tim secara khusus. Saya menjagokan sepakbola. Maka ketika dalam satu pertandingan, satu tim tampak dan nyata lebih baik, sepantasnyalah tim itu yang unggul. Tapi sepakbola tidak seperti itu. Ball Possession hanya data statistik untuk menunjukkan sebuah tim lebih lama mengendalikan bola atau permainan. Tapi tim yang lebih banyak mengendalikan permainan, tidak selalu menang dan tidak memastikan kemenangan.

Apakah Anda fans (apalagi fans berat satu tim) sepakbola? Misalnya untuk malam ini dan besok, fans Spanyol, Belanda atau Jerman? Jika, ya, maka akan terjadi satu kerugian. Ketika seseorang menjadi fans berat satu tim, maka dia tidak bisa melihat dengan jelas permainan lawan. Bahkan sering seorang fans berat tidak memperhatikan bahwa ada pemain lawan di sana sebanyak sebelas orang. Ketika seseorang menjadi fans fanatik, maka dia cenderung tidak melihat kehebatan permainan lawan. Yang paling aneh, misalnya tim yang menjadi idolanya sudah kalah, tapi tidak mengakui tim lawan, bahkan mungkin ada yang belum percaya bahwa 'timnya' kalah, seperti di dunia mimpi.

Bangun!
:-)

Bagi orang yang pernah bermain sepakbola dan mengalami hal-hal yang tidak bisa diubah, maka pengalaman itu sering menjadi ironi, jika tidak dipahami dengan semestinya. Dalam sepakbola, apa yang terjadi di lapangan dan bahkan sesuai dengan peraturan sepakbola, tapi jika wasit tidak mengatakan atau memutuskan seperti itu, maka apa yang diputuskan wasit, itulah hasinya yang menjadi ketetapan.

Bagaimana Maradona membuat gol dengan tanggannya? Bagaimana 'gol' Lampard ke gawang Manuel Neuer (Jerman), tidak dianggap sebagai gol. Lalu, bagaimana dengan tangan Luis Suárez memblok bola tandukan kepada Dominic Adiyiah, hingga tidak jadi gol yang sudah pasti, kalau tidak dihalau dengan tangannya? Menjadi tragedi, Suárez memang dikeluarkan dari lapangan, dan Ghana dihadiahi tendangan penalti. Tapi tendangan yang diambil Asamoah Gyan, tidak berbuah gol. Dan mengakibatkan adu penalti, dan Uruguay menjadi pemenang.

Apakah gol 'tangan tuhan' Maradona tergolong indah?

Bagaimana dalam sepakbola pemain menggunakan tangan yang mengakibatkan kemenangan? Anti-sepakbola.

Apakah Maradona, wasit, atau Suárez curang? Sepertinya tidak. Karena mereka memanfaatkan peraturan sepakbola dan mungkin memanfaatkan keterbatasan wasit (dalam kasus gol tangan Maradona).

Apa pun yang terjadi di lapangan, bahkan jika pun sesuai peraturan sepakbola, jika wasit tidak memutuskan seperti peraturan, maka peraturan tidak berlaku.

Hanya keputusan wasit yang pasti. Bahkan wasit bisa mengusir siapa pun dari lapangan atau stadion.

:-)