July 29, 2010

Sepakbola: Tragedi atau Keindahan?

Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, sudah menempatkan empat tim maju ke semifinal: Belanda, Uruguay, Jerman, dan Spanyol. Ada yang mengatakan sepakbola menampilkan keindahan. Ada yang mengatakan sepakbola seru karena banyak tragedi.

Semua penonton, ingin agar sepakbola menjadi indah. Saat bersamaan semua penonton akan menyesal dan kecewa jika tim yang bermain indah tidak memenangi pertandingan. Artinya, penonton mengalami kontradiksi dalam dirinya. Tidak ada hubungan bermain indah dengan kemenangan dalam sepakbola. Bahkan jika kemenangan yang dituntut, maka sepakbola indah bukan cara yang tepat.

Lalu, sepakbola untuk apa sebenarnya? Mungkin kalau hanya untuk main-main dan kegembiraan, maka keindahan mungkin sering dimunculkan. Tapi untuk ajan seperti Piala Dunia, apakah sepakbola untuk keindahan atau untuk kemenangan?

Secara pribadi saya penikmat sepakbola dan sebelumnya adalah pemain bola aktif. Maka saya tidak terlalu peduli siapa pun yang akan menjadi juara, dengan pengertian, saya tidak menjagokan tim secara khusus. Saya menjagokan sepakbola. Maka ketika dalam satu pertandingan, satu tim tampak dan nyata lebih baik, sepantasnyalah tim itu yang unggul. Tapi sepakbola tidak seperti itu. Ball Possession hanya data statistik untuk menunjukkan sebuah tim lebih lama mengendalikan bola atau permainan. Tapi tim yang lebih banyak mengendalikan permainan, tidak selalu menang dan tidak memastikan kemenangan.

Apakah Anda fans (apalagi fans berat satu tim) sepakbola? Misalnya untuk malam ini dan besok, fans Spanyol, Belanda atau Jerman? Jika, ya, maka akan terjadi satu kerugian. Ketika seseorang menjadi fans berat satu tim, maka dia tidak bisa melihat dengan jelas permainan lawan. Bahkan sering seorang fans berat tidak memperhatikan bahwa ada pemain lawan di sana sebanyak sebelas orang. Ketika seseorang menjadi fans fanatik, maka dia cenderung tidak melihat kehebatan permainan lawan. Yang paling aneh, misalnya tim yang menjadi idolanya sudah kalah, tapi tidak mengakui tim lawan, bahkan mungkin ada yang belum percaya bahwa 'timnya' kalah, seperti di dunia mimpi.

Bangun!
:-)

Bagi orang yang pernah bermain sepakbola dan mengalami hal-hal yang tidak bisa diubah, maka pengalaman itu sering menjadi ironi, jika tidak dipahami dengan semestinya. Dalam sepakbola, apa yang terjadi di lapangan dan bahkan sesuai dengan peraturan sepakbola, tapi jika wasit tidak mengatakan atau memutuskan seperti itu, maka apa yang diputuskan wasit, itulah hasinya yang menjadi ketetapan.

Bagaimana Maradona membuat gol dengan tanggannya? Bagaimana 'gol' Lampard ke gawang Manuel Neuer (Jerman), tidak dianggap sebagai gol. Lalu, bagaimana dengan tangan Luis Suárez memblok bola tandukan kepada Dominic Adiyiah, hingga tidak jadi gol yang sudah pasti, kalau tidak dihalau dengan tangannya? Menjadi tragedi, Suárez memang dikeluarkan dari lapangan, dan Ghana dihadiahi tendangan penalti. Tapi tendangan yang diambil Asamoah Gyan, tidak berbuah gol. Dan mengakibatkan adu penalti, dan Uruguay menjadi pemenang.

Apakah gol 'tangan tuhan' Maradona tergolong indah?

Bagaimana dalam sepakbola pemain menggunakan tangan yang mengakibatkan kemenangan? Anti-sepakbola.

Apakah Maradona, wasit, atau Suárez curang? Sepertinya tidak. Karena mereka memanfaatkan peraturan sepakbola dan mungkin memanfaatkan keterbatasan wasit (dalam kasus gol tangan Maradona).

Apa pun yang terjadi di lapangan, bahkan jika pun sesuai peraturan sepakbola, jika wasit tidak memutuskan seperti peraturan, maka peraturan tidak berlaku.

Hanya keputusan wasit yang pasti. Bahkan wasit bisa mengusir siapa pun dari lapangan atau stadion.

:-)

No comments: