Sering sahabat bertanya kepadaku tentang waktu, tepatnya penggunaan waktu. Tapi, sebenarnya, bisakah waktu digunakan? Apakah waktu seperti benda lain yang bisa kita kendalikan misalnya seperti cangkul, pulpen, buku, uang, laptop, hingga benda-benda itu bisa kita ambil, raih, atau kita buang sesuka kita?
Itu tentang waktu. Tapi waktu begitu lama. Kita pikirkan saja waktu yang cukup singkat, tapi sebenarnya bisa juga tergolong lama: waktu luang. Tapi apakah waktu luang itu?
Kalau kita cukup gemar melihat kamus atau atau melihat pengertian sesuatu yang yang sudah begitu umum, hingga jarang diperhatikan atau direnungkan, maka akan terlihat hal-hal yang mungkin di mana kita mendapatkan makna aslinya, atau makna baru, atau makna yang sesungguhnya.
Maka cobalah kita lihat kamus. Waktu luang atau free time sering diasosiasikan dengan: leisure, leisure time, spare time, atau time off. Yang cukup menarik, waktu luang didefinisikan sebagai time available for hobbies and other activities that you enjoy.
Jika waktu luang adalah waktu yang tersedia untuk melakukan hobi dan aktivitas yang menyenangkan, atau menggembirakan atau membahagiakan misalnya, maka bisa dimengerti waktu yang lain (yang bukan waktu luang) dilakukan bukan unutk hal seperti itu.
Kalau begitu, waktu luang berarti sangat penting. Jika waktu luang begitu atau sangat penting, mengapa kita tidak mencari waktu luang atau memperbanyak atau tepatnya menambah waktu yang digunakan sebagai waktu luang?
Bagaimana dengan waktu-waktu yang digunakan bukan untuk hobi atau yang tidak tergolong menyenangkan? Baiklah, itu barangkali digunakan untuk aktivitas, pekerjaan, bahkan kegiatan yang menjadi tujuan hidup seseorang. Akan sangat menarik jika semua kegiatan itu menyenangkan. Sangat menarik jika semua kegiatan itu menjadi semacam hobi, sehingga waktu baginya hampir semua waktu luang atau mungkin tidak ada waktu luang lagi baginya. Tapi bagaimana jika kegiatan itu tidak menyenangkan bagi orang itu?
Dan ada ungkapan jika seseoarng melakukan pekerjaan yang benar-benar dia senangi, maka dia tidak perlu lagi bekerja.
Bagaimana dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan bukan sebagai yang menyenangkan atau hobi? Tentu mungkin kegiatan itu menyangkut nafkah, atau bahkan menyangkut kehidupan seseorang. Tapi sekali lagi, bagaimana jika kegiatan itu benar-benar tidak dia senangi?
Saya mendapatkan yang menarik beberapa hari lalu tentang melakukan yang tidak disenangi. Konon, satu hal yang positif dari seseorang adalah melakukan hal-hal yang tidak melulu karena disenangi. Banyak hal di dunia ini, karena juga berbagai alasan harus mengerjakan hal-hal yang tidak disenangi. Dan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang kurang atau tidak disenangi itu, bisa dikatakan sebagai hal yang sangat penting dan bisa disebut juga sebagai hal yang membuat seseorang menjadi matang dan bertanggung jawab.
Apakah kita memang bisa hidup di dunia ini dengan mengerjakan semua hal yang kita senangi? Paling mungkin, pekerjaan atau hal yang tidak disenangi dibuat menjadi menyenangkan.
Dan sangat mungkin, sebenarnya seseorang melakukan sesuatu yang begitu mulia bukan berdasarkan kesenangan tapi berdasarkan tujuan. 'Senang atau tidak senang, lakukan!' Ini mungkin bisa menjadi bahasan atau gagasan yang sangat menarik dan menantang.
Kembali, bahwa waktu luang adalah waktu yang begitu penting. Bagaimana dengan paradoks sibuk yang lazim terjadi di zaman sekarang bagi banyak orang?
Semua orang menginginkan waktu luang, tapi semua orang ingin sibuk juga.Semua orang sibuk, hingga mendambakan waktu luang. Tapi apa yang terjadi ketika waktu luang ada? Dia mencari kesibukan. Dia sibuk kembali.
:)

Ketika waktu luang ada, apa yang kita lakukan atau apa yang ingin kita lakukan?
No comments:
Post a Comment